Saudara-saudari
terkasih, kita pasti pernah berdoa baik secara pribadi, bersama, verbal maupun dalam
hati. Kitalah yang tahu bagaimana kualitas dan kuantitas doa kita. Doa
merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam doa terjadi
dialog antara si pendoa dengan Tuhan. Ada beberapa muatan dari doa misalnya
pujian, syukur, permohonan, dan lain-lain.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajak
para murid-Nya supaya berdoa tanpa jemu-jemu melaui suatu perumpamaan. Di
sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menaruh
hormat kepada orang lain. Sifat dari hakim ini bertentangan dengan sifat hakim
yang sejati yakni, memberi keputusan yang adil, tidak memutarbalikkan keadilan
dan perkataan, tidak memandang bulu, tidak menerima suapan dan sebagainya (bdk.
Ul 1:16, 18, 20; 16:19, Sir 35: 12-15). Di kota itu juga ada seorang janda.
Dalam Kitab Suci, para janda merupakan salah satu kelompok orang miskin yang
mendapat perhatian khusus dari Allah (bdk. Ul 10:17; Kel 22:22; Mzm 68:6; Yes
1:17-23). Dia terjerat oleh kasus hukum. Dia juga tidak mempunyai saudara
laki-laki dan anak laki-laki untuk membelanya dalam pengadilan. Dalam budaya
Yahudi, perempuan sangat tidak biasa tampil dalam pengadilan. Oleh karena itu,
dia meminta bantuan sang hakim agar membelanya. Pertama si hakim menolaknya.
Akan tetapi dia sadar, apabila tidak ditolongnya, si janda akan datang terus
mengganggu dia bahkan menyerangnya atau memukulnya yang justru akan membuatnya
malu di depan orang banyak. Akhirnya ia pun memenuhi permintaan si janda dan
membenarkan perkaranya.
Saudara-saudari terkasih, melalui
perumpamaan di atas Yesus mengajak para murid-Nya agar selalu berdoa kepada
Allah Bapa tanpa kunjung henti. Kalau hakim yang tidak takut akan Tuhan itu
saja mau menolong si janda yang terus mendatangi dan memohon bantuannya,
apalagi Allah. Ia pasti mendengarkan mereka yang datang berseru kepada-Nya
siang malam. Kita pun sebagai orang kristen dipanggil oleh Yesus untuk berdoa
tanpa jemu-jemu. Kegigihan si janda dalam perumpamaan di atas dapat kita contoh
dan juga perjuangan Musa dalam mengangkat tangannya di hadapan Tuhan supaya
bangsa Israel menang atas bangsa Amalek (Kel 17:8-13). Si janda mendapatkan apa
yang dia harapkan dengan kegigihannya dan bangsa Israel memperoleh kemenangan
dengan perjuangan Musa dan bangsa itu. Masih banyak lagi contoh dalam Kitab
Suci yang mengungkapkan perjuangan seseorang dalam berdoa terus-menerus kepada
Tuhan dan mereka mendapatkan apa yang mereka harapkan misalnya, Hana isteri
Elkana berdoa tanpa henti untuk memperoleh anak laki-laki, Elia berdoa agar
Tuhan mendatangkan hujan dan lain-lain. Kita juga akan memperoleh apa yang kita
harapkan kalau kita bertekun, berjuang tanpa henti dalam berdoa (Rm 12:12; Ef
6:18; 1Tes 5:17). Sambil berdoa kita juga diharapkan untuk selalu memberitakan
firman dengan perkataan dan perbuatan, selalu siap sedia, baik atau tidak baik
waktunya, menyatakan apa yang salah dan menegur serta menasihati dengan segala
kesabaran dan pengajaran (2Tim 4:2). Dengan demikian, Anak Manusia akan
mendapati iman di bumi apabila Ia datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar