Rabu, 19 Oktober 2016

Berdoalah Tanpa Jemu-jemu! (Kel 17:8-13; 2Tim 3:14-4:2; Luk 18:1-8)



Saudara-saudari terkasih, kita pasti pernah berdoa baik secara pribadi, bersama, verbal maupun dalam hati. Kitalah yang tahu bagaimana kualitas dan kuantitas doa kita. Doa merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam doa terjadi dialog antara si pendoa dengan Tuhan. Ada beberapa muatan dari doa misalnya pujian, syukur, permohonan, dan lain-lain.
            Dalam Injil hari ini, Yesus mengajak para murid-Nya supaya berdoa tanpa jemu-jemu melaui suatu perumpamaan. Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menaruh hormat kepada orang lain. Sifat dari hakim ini bertentangan dengan sifat hakim yang sejati yakni, memberi keputusan yang adil, tidak memutarbalikkan keadilan dan perkataan, tidak memandang bulu, tidak menerima suapan dan sebagainya (bdk. Ul 1:16, 18, 20; 16:19, Sir 35: 12-15). Di kota itu juga ada seorang janda. Dalam Kitab Suci, para janda merupakan salah satu kelompok orang miskin yang mendapat perhatian khusus dari Allah (bdk. Ul 10:17; Kel 22:22; Mzm 68:6; Yes 1:17-23). Dia terjerat oleh kasus hukum. Dia juga tidak mempunyai saudara laki-laki dan anak laki-laki untuk membelanya dalam pengadilan. Dalam budaya Yahudi, perempuan sangat tidak biasa tampil dalam pengadilan. Oleh karena itu, dia meminta bantuan sang hakim agar membelanya. Pertama si hakim menolaknya. Akan tetapi dia sadar, apabila tidak ditolongnya, si janda akan datang terus mengganggu dia bahkan menyerangnya atau memukulnya yang justru akan membuatnya malu di depan orang banyak. Akhirnya ia pun memenuhi permintaan si janda dan membenarkan perkaranya.
            Saudara-saudari terkasih, melalui perumpamaan di atas Yesus mengajak para murid-Nya agar selalu berdoa kepada Allah Bapa tanpa kunjung henti. Kalau hakim yang tidak takut akan Tuhan itu saja mau menolong si janda yang terus mendatangi dan memohon bantuannya, apalagi Allah. Ia pasti mendengarkan mereka yang datang berseru kepada-Nya siang malam. Kita pun sebagai orang kristen dipanggil oleh Yesus untuk berdoa tanpa jemu-jemu. Kegigihan si janda dalam perumpamaan di atas dapat kita contoh dan juga perjuangan Musa dalam mengangkat tangannya di hadapan Tuhan supaya bangsa Israel menang atas bangsa Amalek (Kel 17:8-13). Si janda mendapatkan apa yang dia harapkan dengan kegigihannya dan bangsa Israel memperoleh kemenangan dengan perjuangan Musa dan bangsa itu. Masih banyak lagi contoh dalam Kitab Suci yang mengungkapkan perjuangan seseorang dalam berdoa terus-menerus kepada Tuhan dan mereka mendapatkan apa yang mereka harapkan misalnya, Hana isteri Elkana berdoa tanpa henti untuk memperoleh anak laki-laki, Elia berdoa agar Tuhan mendatangkan hujan dan lain-lain. Kita juga akan memperoleh apa yang kita harapkan kalau kita bertekun, berjuang tanpa henti dalam berdoa (Rm 12:12; Ef 6:18; 1Tes 5:17). Sambil berdoa kita juga diharapkan untuk selalu memberitakan firman dengan perkataan dan perbuatan, selalu siap sedia, baik atau tidak baik waktunya, menyatakan apa yang salah dan menegur serta menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran (2Tim 4:2). Dengan demikian, Anak Manusia akan mendapati iman di bumi apabila Ia datang.

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...