Sabtu, 17 Desember 2016

JAMINAN HIDUP UNTUK PARA IMAM DAN ORANG-ORANG LEWI (NEHEMIA 12:44-13:3)

Pengantar
             Nehemia hidup sezaman dengan Ezra. Nehemia adalah seorang gubernur sementara Ezra adalah seorang imam. Dalam tradisi Yahudi, mula-mula Kitab Ezra dan Nehemia dianggap sebagai satu kesatuan. Kedua kitab ini diberi nama “Esdras”. Kenapa kedua kitab ini dikatakan satu kesatuan? Kitab Ezra dan Nehemia sama-sama menggunakan kata ganti orang pertama tunggal atau jamak (“aku” atau “kami”) dan orang ketiga (“Ezra” atau “Nehemia”). Selain itu, kedua kitab ini juga menceritakan masa historis yang bersamaan (Neh 8:2, 10). Menurut Talmud, penulis kitab Nehemia dikatakan adalah Ezra sama dengan 1-2 Tawarikh, tetapi disempurnakan oleh Nehemia atau seorang editor dari kalangan Lewi sekitar tahun 400 SM. Akan tetapi, Origenes memisahkan kedua kitab ini, masing-masing berdiri sendiri dan berlaku sampai sekarang dalam Kitab Suci modern. Ada pun alasan pemisahan kedua kitab ini adalah karena ada perbedaan yang begitu mencolok. Pertama, kecenderungan untuk berdoa dalam kitab Nehemia tidak ditemukan dalam Kitab Ezra. Tidak kurang dari 11 kali Nehemia memanjatkan doa atau doa syafaat kepada Allah (Neh 1:4-11; 2:4; 4:4,; 5:19; 6:9, 14; 13:14, 22, 29, 31). Selain itu, daftar orang-orang yang kembali dari pembuangan dalam Ez 2:1-70 berbeda dengan Neh 7:6-63.
            Ada persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam kedua kitab. Kita tidak bisa memastikan apakah kedua kitab itu satu kesatuan atau berdiri sendiri. Namun yang pasti keduanya berkarya pada saat bangsa Israel kembali dari pembuangan berdasarkan dekrit Koresy. Setelah Koresy menguasai Babel, ia mengeluarkan maklumat yang berisi: orang Israel diijinkan kembali ke tanah airnya, orang Isarel diijinkan membangun kembali Bait Allah yang dihancurkan pada tahun 587 SM (Ezr 1:7), Koresy juga memberikan petunjuk untuk membangun kembali Bait Allah Israel dan ia juga menjanjikan dana (Ezr 6:3-5). Secara umum dapat dikatakan bahwa fokus dari kitab Ezra adalah pembangunan kembali Bait Suci sementara Nehemia adalah pembangunan kembali tembok Yerusalem. Dalam pembangunan kembali tembok Yerusalem, Nehemia mendapat berbagai persoalan. Oleh karena itu, ia membuat pembaharuan rohani: pembacaan hukum Allah di hadapan umum, pertobatan dari dosa, membuat tekad untuk mengingat dan memelihara perjanjian mereka dengan Allah. Salah satu bagian dari pembaharuan itu adalah jaminan hidup untuk para imam dan orang Lewi (Neh 12:44-47).
Struktur Kitab Nehemia
            Struktur dari kitab Nehemia ada dua bagian. Kalau kitab Ezra dan Nehemia digabung menjadi satu, maka kitab ini terbagi menjadi empat bagian:
-         Ezra 1-6           : Restorasi atau perbaikan Bait Allah
-         Ezra 7-10         : Restorasi atau pembaharuan komunitas
-         Nehemia 1-7    : Restorasi atau pembangunan tembok Yerusalem
-         Nehemia 8-13  : Pembaharuan komunitas sekaitan dengan hukum
Akan tetapi, jika kitab Nehemia berdiri sendiri, maka struktur kitab ini terdiri dari tiga bagian. Struktur ini mengikuti pembagian yang dibuat oleh Joseph Blenkinsopp.[1]
-         Nehemia 1:1-7:5a         : Peranan Nehemia sebagai gubernur dan pemimpin dalam membangun kembali tembok Yerusalem
-         Nehemia 7:5b-10:40     : Pemulihan rohani umat di Yerusalem di bawah pimpinan imam Ezra.
-         Nehemia 11-13            : Persoalan nasional yang ditangani oleh Nehemia          
Skema Nehemia 12:44-13:3
            Berdasarkan struktur di atas, khususnya yang dibuat oleh Joseph Blenkinsopp, perikop 12:44-13:3 berada dalam bagian ketiga kitab Nehemia. Oleh karena itu, skema dari Neh 12:44-13:3 dapat dibagi sebagai berikut:[2]
-              Nehemia 12:44           : Pengangkatan beberapa orang untuk mengawasi sumbangan yang diperuntukkan bagi para imam.
-         Nehemia 12:45-47       : Tugas para imam dan kontribusi dari umat yang didasarkan pada zaman Daud.
-         Neh 13:1-3                  : Akibat pembacaan dari kitab Musa.   
Uraian Eksegetis atas Nehemia 12:44-13:3
            Uraian eksegese ini akan mengikuti pembagian skema di atas.
Nehemia 12:44: Pengangkatan beberapa orang untuk mengawasi sumbangan yang diperuntukkan bagi para imam.
            Pada masa itu beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan, supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian dari para imam dan orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang bertugas.

            “Pada waktu itu”... keterangan waktu ini tidak menunjuk kepada satu waktu yang pasti. Keterangan waktu ini juga diulangi dalam Neh 13:1. Frase “pada waktu itu” bisa dimengerti sebagai suatu peristiwa yang terjadi pada suatu ketika.[3]  Beberapa orang diangkat untuk mengawasi bilik-bilik persembahan tempat persembahan khusus untuk hasil pertama dan untuk persepuluhan. Hasil pertama atau buah sulung baik dari ternak maupun pertanian harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai bentuk ucapan syukur. Sementara persepuluhan adalah milik pusaka Tuhan dan merupakan persembahan syukur bagi Tuhan. Persembahan itu harus diberikan kepada suku Lewi dan para imam sesuai dengan hukum (Bil 18:21-25). Persembahan itu dikumpulkan sesuai dengan ladang setiap kota. Suku Lewi dan para imam tidak mendapat pembagian tanah Kanaan. Oleh karena itu, mereka tidak mempunyai ladang. Mereka mempunyai tugas khusus untuk melayani di kemah pertemuan atau di Bait Allah. Dengan demikian, sebelas suku Israel lainnya harus mempersembahankan persepuluhan kepada Tuhan melalui mereka. Dengan pemberian persepuluhan terciptalah keadilan, pemerataan dan kesejahteraan hidup bersama sehinggga mereka yang dikhususkan untuk tugas keimamatan dapat melaksanakan tugas dengan baik pula sehingga tidak ada kecenderungan untuk mencari pekerjaan lain. Suku Lewi yang menerima persepuluhan dari sebelas suku Israel harus memberi persepuluhan kepada para imam (Bil 18:26-32). Persepuluhan suku Lewi ini diperhitungkan sebagai hasil pertanian walaupun mereka tidak mendapat pembagian tanah Kanaan dan menjadi jaminan hidup para imam atas pekerjaan mereka (Bil 18:31).[4]    
Nehemia 12:45-47: Tugas para imam dan kontribusi dari umat yang didasarkan pada zaman Daud.
            Karena merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Allah mereka dan tugas pentahiran, demikian juga para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, sesuai dengan perintah Daud dan Salomo anaknya. Karena sudah sejak dahulu, pada zaman Daud dan Asaf, ada pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur bagi Allah. Pada zaman Zerubabel dan Nehemia semua orang Israel memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang sekadar yang perlu tiap-tiap hari dan mempersembahkan persembahan kudus kepada orang-orang Lewi. Dan orang-orang Lewi mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun.

            Suku Israel selalu mempersembahkan persepuluhan kepada orang Lewi dan imam karena merekalah yang melakukan tugas pelayanan bagi Allah mereka dan melakukan pentahiran. Selain kepada imam, persembahan juga harus diberikan kepada para penyanyi dan penunggu pintu gerbang sesuai dengan perintah Daud dan Salomo anaknya. Daud dan para panglima menunjuk anak-anak Asaf, anak-anak Herman dan anak-anak Yedutun untuk bernubuat dengan diiringi kecapi, gambus dan ceracap (1Taw 25:1). Sementara para penunggu pintu gerbang mempunyai tugas melayani di rumah Tuhan (1Taw 26:13). Salomo dalam masa pemerintahannya melaksanakan apa yang telah diperintahkan Daud ayahnya. Salomo menetapkan rombongan para imam dalam tugas jabatan mereka dan orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan puji-pujian dan menyelenggarakan ibadah di hadapan para imam. Ia juga menempatkan penunggu-penuggu pintu gerbang dalam rombongan mereka untuk setiap pintu gerbang (2 Taw 8:14).[5]
            Perhatian khusus diberikan kepada kelompok penyanyi dan penunggu pintu gerbang. Dengan diberikan perhatian khusus kepada para penyanyi dan penunggu pintu gerbang maka dapat dikatakan bernyanyi dengan pelayanan menjadi lebih penting dan sangat penting.[6]
            Pada zaman Zerubabel dan Nehemiah semua orang Israel memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang sekadar yang perlu tiap-tiap hari dan mempersembahkan persembahan kudus kepada orang-orang Lewi. Penyebutan zaman Zerubabel dan Nehemia secara bersama-sama adalah janggal. Zerubabel adalah imam yang pulang dari Babel bersama-sama dengan Yeshua dan Ezra. Keduanya tidak mendapat tempat dalam pemerintahan. Dalam 2 Mak 1:18-36 juga tidak ada ditemukan nama Zerubabel. Penyebutan nama Zerubabel merupakan suatu kesaksian tanpa sadar sebab pemimpin masyarakat pada wktu itu dalah Nehemia.[7]
            Pada waktu itu, para penyanyi dan penjaga pintu memperoleh sumbangan dari orang Israel. Sumbangan itu dipisahkan dari persembahan yang diberikan kepada orang Lewi dan para imam. Sumbangan kepada para penyanyi dan penjaga pintu adalah sukarela, sementara untuk para imam sudah dijelaskan dalam ayat 44. Dengan ini dapat dikatakan bahwa para penyanyi dan penjaga pintu yang telah menerima sumbangan dari orang Israel harus mempersembahkan persembahan kepada orang Lewi dan para imam, sebab orang Lewi dan para imam lebih tinggi dari mereka.[8]
            Orang-orang Lewi harus mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun. Suku Lewi yang menerima persepuluhan dari sebelas suku Israel harus memberi persepuluhan kepada para imam (Bil 18:26-32).
Neh 13:1-3 : Akibat pembacaan dari kitab Musa   
            Pada masa itu bagian-bagian dari pada kitab Musa dibacakan dan didengar oleh rakyat. Didapati tertulis dalam kitab itu, bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk jemaah Allah untuk selamanya. Karena mereka tidak menyongsong orang Israel dengan roti dan air, malah mengupa Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya. Tetapi Allah kami mengubah kutuk itu menjadi berkat. Ketika mereka mendengar pembacaan Taurat itu mereka memisahkan semua peranakan dari orang Israel.

             Pada masa itu dalam ayat ini sama dengan ayat 44. Tidak ada keterangan waktu yang pasti untuk menerangkan pada masa itu. Bagian kitab Musa dibacakan dan didengar oleh rakyat. Dalam Neh 8:1-19 pembacaan dari kitab Musa juga diadakan oleh imam Ezra pada hari raya pondok daun. Dalam Neh 13:1-3, bagian kitab Musa yang dibacakan  adalah Ul 23:3-6. Oleh karena itu, ayat 1-3 dalam bagian ini mengulangi apa yang telah ada dalam Ulangan 22:3-6. Isi dari kitab Musa itu adalah bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk jemaat Allah untuk selamanya bahkan sampai sepuluh keturunan. Alasannya adalah karena orang Amon dan orang Moab tidak menyongsong bangsa Israel dengan roti dan air ketika keluar dari tanah Mesir, mereka malah mengupa Bileam untuk mengutuki orang Israel. Akan tetapi, Bileam adalah seorang nabi Allah yang benar. Ia mendengarkan kata-kata Allah. Ia tidak mengutuki bangsa Israel melainkan memberkatinya. Akibat dari pembacaan kitab Musa ini adalah orang-orang luar diekskomunikasi dari bangsa Israel juga anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan dengan orang luar dipisahkan dari mereka. Pemisahan ini mau mengungkapkan unsur pemurnian dalam diri bangsa Israel.[9]
Poin Teologis
-       Kesetiaan YHWH
Sejak bangsa Israel keluar dari Mesir, YHWH selalu setia menemani, memberkati dan melindungi bangsa Israel sampai ke tanah terjanji. Kesetiaan YHWH sering dibalas bangsa Israel dengan ketidaksetiaan yakni dengan menyembah berhala. Mereka tidak setia kepada hukum yang telah diberikan kepada mereka. Mereka tidak hanya menyembah kepada YHWH tetapi juga kepada allah-allah lain. Akibatnya, mereka mendapat malapetaka, Yerusalem dihancurkan dan mereka dibuang ke Babilonia. Walaupun demikian, YHWH tetap setia kepada mereka. Kesetiaan YHWH ditunjukkan oleh kemurahan hati raja Koresy yang mengijinkan bangsa Israel boleh kembali ke tanah airnya dan membangun kembali Yerusalem dan Bait Allah. YHWH mengutus Nehemiah ke Yerusalem. Raja Artahsasta mengijinkan Nehemiah pergi ke Yehuda untuk meminpin dan membangun kembali Yerusalem (Neh 2:1-10). Bersama Ezra, Nehemia berhasil membangun kembali Bait Allah, memperbaharui komunitas Israel dan membangun kembali kota Yerusalem.[10]
-       Kesetiaan Kepada Hukum
Pembangunan kembali Yerusalem diikuti dengan pembaharuan dan pemurnian komunitas bangsa Israel. Pembaharuan dan pemurnian bangsa Israel ini ditandai dengan kesetiaan kepada hukum yang telah dituliskan dan diperintahkan oleh Musa. Pembaharuan yang dilakukan oleh Nehemia adalah pemberian persepuluhan kepada orang-orang Lewi dan para imam sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Musa. Aturan dan ketentuan tentang tugas para imam terdapat dalam Im 27:30-33 dan Bil 18:21-22. Dalam aturan itu dikatakan bahwa suku Lewi dan para imam tidak mendapat pembagian tanah Kanaan karena mereka mempunyai tugas khusus untuk melayani di kemah pertemuan atau di Bait Allah. Oleh karena itu, persepuluhan yang diberikan oleh sebelas suku lain yang menjadi milik pusaka Tuhan harus juga diberikan kepada mereka (Bil 18:21-24). Itulah yang menjadi bagian dari para imam. Dalam peribadatan, Nehemia juga memperhitungkan atau memberi perhatian kepada para penyanyi dan penunggu pintu. Mereka juga harus menerima sumbangan sukarela dari bangsa Israel sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Daud dan Salomo anaknya (Neh 12:45; 1Taw 23-26; 2Taw 8:14).[11]
Selain pembaharuan religius di atas, Nehemia juga melakukan pemurnian nasional. Pemurnian nasional ini dilakukan supaya menjaga etnis bangsa Israel yang telah pulang dari pembuangan, karena ketika dalam pembuangan bangsa Israel telah kawin dengan bangsa lain, sehingga anak-anak mereka tidak murni keturunan Israel. Bentuk pemurnian yang dilakukan oleh Nehemia adalah dengan membacakan bagian dari kitab Musa. Bagian kitab Musa yang dibacakan adalah Ul 23:3-8. Dengan pembacaan kitab ini, orang-orang luar diekskomunikasi dan anak-anak hasil perkawinan dengan orang lain di luar suku Israel dipisahkan dari mereka. Hal ini dilakukan oleh Nehemia untuk menunjukkan kesetiaannya kepada hukum yang telah diperintahkan dan dituliskan oleh Musa.[12] 
Relevansi Pastoral
            Sejak bangsa Israel keluar dari Mesir, kepemimpinan ada di pundak Musa. Selain menjadi pemimpin, musa juga menjadi mediator antara Allah dan bangsa Israel, pilihan-Nya. Sementara dalam melaksanakan tugas imamat, Allah memilih Harun. Allah menahbiskan Harun beserta keturunannya sebagai pelaksana ibadat bagi bangsa Israel (Kel 28:1). Selain Harun beserta keturunannya, Allah juga memanggil dan menetapkan suku Lewi menjadi imam bagi Allah (Bil 3:44-45; 3:41; Ul 33:8-11). Tugas dan peran utama dari para imam adalah menyampaikan berkat kepada umat (Bil 6:24), mengajarkan hukum, memelihara tradisi kultus bangsa Israel dan mempersembahkan kurban.
            Pelaksanan tugas imamat ini terus berkembang dalam Perjanjian Baru dan disempurnakan dalam Kristus sebagai imam agung. Kristus menetapkan hakikat imamat. Ia memilih dan mengangkat beberapa anggota dari tengah umat untuk menjadi pelayan, yang dalam persekutuan umat beriman mempunyai kuasa tahbisan suci untuk mempersembahkan kurban dan pengampunan dosa dan demi nama Kristus secara resmi menunaikan tugas imamat bagi umat-Nya. Dengan demikian imam ditetapkan untuk menjadi pelayan sabda Allah, pelayan sakramen-sakramen khususnya ekaristi dan pemimpin umat Allah. Oleh karena itu, imam terus-menerus dipanggil untuk memelihara hidup rohani demi mengejar kekudusan dan kesempurnaan sebab Kristus juga suci. Para imam juga dipanggil supaya tidak mengikat diri dengan kekayaan duniawi. Mereka harus menggunakan hal-hal duniawi demi tujuan yang sungguh-sungguh halal menurut ajaran Kristus dan peraturan Gereja.
            Dari zama Israel, hingga sekarang tidak ada kedengaran imam yang melarat dan tidak makan. Berdasarkan jabatan yang mereka emban dan juga menunaikan fungsi yang diserahkan kepada mereka, para imam menerima balas jasa yang sewajarnya sebab pantaslah pekerja mendapat upahnya (Luk 10:7). Lagi pula Tuhan telah menetapkan bahwa mereka yang memberitakan Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu (1Kor 9:14). Oleh karena itu, imam tidak perlu mencari pekerjaan lain di luar pekerjaan yang telah ditetapkan kepadanya.
Penutup
            Nehemia dalam hidupnya melakukan pembaharuan nasional dan religius. Sebagai pemimpin bangsa, ia sungguh-sungguh berlaku sebagai perpanjangan tangan Tuhan kepada umat-Nya. Ia juga menjaga dan memelihara kultus Israel dengan baik. Selain itu, ia juga menyadari tugas dan fungsi dan para imam. Ia melakukan pembaharuan bagi umat yang telah kembali dari pembuangan dan menetapkan aturan dan sumbangan bagi para imam yang melayani Tuhan dalam meja perjamuan seturut aturan dan ketetapan yang telah ditulis dan diperintahkan oleh Musa.
  
Daftar Pustaka
Blenkinsopp, Joseph. Old Testament Library: Ezra-Nehemia. Britain: SCM Press, 1989.

W. Batten, Loring. Critical and Exegetical Commentary on the Books of Ezra and Nehemiah. Edinburgh: T & T. Clark, 1980.

Fengham, F. Charles. The New International Commentary on the Old Testament: The Books of Ezra and Nehemiah. Grand Rapid-Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982.

Williamson, H. G. M. Ezra, Nehemiah: Word Biblical Commentary Volume 16. Nashville: Thomas Nelson Publisher, 1985.



[1] Joseph Blenkinsopp, Old Testament Library: Ezra-Nehemia (Britain: SCM Press, 1989), hal. 7-9.
[2] Joseph Blenkinsopp, Old Testament Library:... , hal. 348-351

[3] Loring W. Batten, Critical and Exegetical Commentary on the Books of Ezra and Nehemiah (Edinburgh: T & T. Clark, 1980), hal. 283.
[4] Loring W. Batten, Critical and Exegetical..., hal. 284.
[5] Joseph Blenkinsopp, Old Testament Library:... , hal. 350.
[6] F. Charles Fengham, The New International Commentary on the Old Testament: The Books of Ezra and Nehemiah (Grand Rapid-Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982), hal. 258-259.
[7] Loring W. Batten, Critical and Exegetical..., hal. 285.
[8] Loring W. Batten, Critical and Exegetical..., hal. 285.

[9] Loring W. Batten, Critical and Exegetical..., hal. 286.
[10] H. G. M. Williamson, Ezra, Nehemiah: Word Biblical Commentary Volume 16 (Nashville: Thomas Nelson Publisher, 1985), hal. xlix.
[11] Joseph Blenkinsopp, Old Testament Library:... , hal. 350.
[12] H. G. M. Williamson, Ezra, Nehemiah:..., hal, L.

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...