Pengantar
Nehemia hidup sezaman dengan Ezra. Nehemia
adalah seorang gubernur sementara Ezra adalah seorang imam. Dalam tradisi
Yahudi, mula-mula Kitab Ezra dan Nehemia dianggap sebagai satu kesatuan. Kedua
kitab ini diberi nama “Esdras”. Kenapa kedua kitab ini dikatakan satu kesatuan?
Kitab Ezra dan Nehemia sama-sama menggunakan kata ganti orang pertama tunggal
atau jamak (“aku” atau “kami”) dan orang ketiga (“Ezra” atau “Nehemia”). Selain
itu, kedua kitab ini juga menceritakan masa historis yang bersamaan (Neh 8:2,
10). Menurut Talmud, penulis kitab Nehemia dikatakan adalah Ezra sama dengan
1-2 Tawarikh, tetapi disempurnakan oleh Nehemia atau seorang editor dari
kalangan Lewi sekitar tahun 400 SM. Akan tetapi, Origenes memisahkan kedua
kitab ini, masing-masing berdiri sendiri dan berlaku sampai sekarang dalam
Kitab Suci modern. Ada pun alasan pemisahan kedua kitab ini adalah karena ada
perbedaan yang begitu mencolok. Pertama, kecenderungan untuk berdoa dalam kitab
Nehemia tidak ditemukan dalam Kitab Ezra. Tidak kurang dari 11 kali Nehemia
memanjatkan doa atau doa syafaat kepada Allah (Neh 1:4-11; 2:4; 4:4,; 5:19;
6:9, 14; 13:14, 22, 29, 31). Selain itu, daftar orang-orang yang kembali dari
pembuangan dalam Ez 2:1-70 berbeda dengan Neh 7:6-63.
Ada persamaan dan perbedaan yang
terdapat dalam kedua kitab. Kita tidak bisa memastikan apakah kedua kitab itu
satu kesatuan atau berdiri sendiri. Namun yang pasti keduanya berkarya pada
saat bangsa Israel kembali dari pembuangan berdasarkan dekrit Koresy. Setelah Koresy
menguasai Babel, ia mengeluarkan maklumat yang berisi: orang Israel diijinkan
kembali ke tanah airnya, orang Isarel diijinkan membangun kembali Bait Allah
yang dihancurkan pada tahun 587 SM (Ezr 1:7), Koresy juga memberikan petunjuk
untuk membangun kembali Bait Allah Israel dan ia juga menjanjikan dana (Ezr
6:3-5). Secara umum dapat dikatakan bahwa fokus dari kitab Ezra adalah
pembangunan kembali Bait Suci sementara Nehemia adalah pembangunan kembali
tembok Yerusalem. Dalam pembangunan kembali tembok Yerusalem, Nehemia mendapat
berbagai persoalan. Oleh karena itu, ia membuat pembaharuan rohani: pembacaan
hukum Allah di hadapan umum, pertobatan dari dosa, membuat tekad untuk
mengingat dan memelihara perjanjian mereka dengan Allah. Salah satu bagian dari
pembaharuan itu adalah jaminan hidup untuk para imam dan orang Lewi (Neh
12:44-47).
Struktur Kitab Nehemia
Struktur
dari kitab Nehemia ada dua bagian. Kalau kitab Ezra dan Nehemia digabung
menjadi satu, maka kitab ini terbagi menjadi empat bagian:
-
Ezra 1-6 :
Restorasi atau perbaikan Bait Allah
-
Ezra 7-10 : Restorasi atau pembaharuan komunitas
-
Nehemia 1-7 : Restorasi atau pembangunan tembok Yerusalem
-
Nehemia 8-13 : Pembaharuan komunitas sekaitan dengan hukum
Akan
tetapi, jika kitab Nehemia berdiri sendiri, maka struktur kitab ini terdiri
dari tiga bagian. Struktur ini mengikuti pembagian yang dibuat oleh Joseph
Blenkinsopp.[1]
-
Nehemia 1:1-7:5a : Peranan Nehemia sebagai gubernur dan pemimpin dalam
membangun kembali tembok Yerusalem
-
Nehemia 7:5b-10:40 : Pemulihan rohani umat di Yerusalem di
bawah pimpinan imam Ezra.
-
Nehemia 11-13 : Persoalan nasional yang ditangani oleh Nehemia
Skema Nehemia 12:44-13:3
Berdasarkan
struktur di atas, khususnya yang dibuat oleh Joseph Blenkinsopp, perikop
12:44-13:3 berada dalam bagian ketiga kitab Nehemia. Oleh karena itu, skema
dari Neh 12:44-13:3 dapat dibagi sebagai berikut:[2]
-
Nehemia 12:44 : Pengangkatan beberapa orang untuk mengawasi sumbangan
yang diperuntukkan bagi para imam.
-
Nehemia 12:45-47 : Tugas para imam dan kontribusi dari umat yang didasarkan
pada zaman Daud.
-
Neh 13:1-3 : Akibat pembacaan dari kitab Musa.
Uraian Eksegetis atas Nehemia
12:44-13:3
Uraian eksegese ini akan mengikuti
pembagian skema di atas.
Nehemia 12:44: Pengangkatan
beberapa orang untuk mengawasi sumbangan yang diperuntukkan bagi para imam.
Pada masa itu beberapa orang
diangkat untuk mengawasi bilik-bilik perbendaharaan, bilik-bilik untuk
persembahan khusus, untuk hasil pertama dan untuk persembahan persepuluhan,
supaya sumbangan yang menurut hukum menjadi bagian dari para imam dan
orang-orang Lewi dikumpulkan di bilik-bilik itu sesuai dengan ladang setiap
kota. Sebab Yehuda bersukacita karena para imam dan orang-orang Lewi yang
bertugas.
“Pada waktu itu”... keterangan waktu
ini tidak menunjuk kepada satu waktu yang pasti. Keterangan waktu ini juga
diulangi dalam Neh 13:1. Frase “pada waktu itu” bisa dimengerti sebagai suatu
peristiwa yang terjadi pada suatu ketika.[3] Beberapa orang diangkat untuk mengawasi
bilik-bilik persembahan tempat persembahan khusus untuk hasil pertama dan untuk
persepuluhan. Hasil pertama atau buah sulung baik dari ternak maupun pertanian
harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai bentuk ucapan syukur. Sementara
persepuluhan adalah milik pusaka Tuhan dan merupakan persembahan syukur bagi
Tuhan. Persembahan itu harus diberikan kepada suku Lewi dan para imam sesuai
dengan hukum (Bil 18:21-25). Persembahan itu dikumpulkan sesuai dengan ladang
setiap kota. Suku Lewi dan para imam tidak mendapat pembagian tanah Kanaan.
Oleh karena itu, mereka tidak mempunyai ladang. Mereka mempunyai tugas khusus
untuk melayani di kemah pertemuan atau di Bait Allah. Dengan demikian, sebelas
suku Israel lainnya harus mempersembahankan persepuluhan kepada Tuhan melalui
mereka. Dengan pemberian persepuluhan terciptalah keadilan, pemerataan dan
kesejahteraan hidup bersama sehinggga mereka yang dikhususkan untuk tugas
keimamatan dapat melaksanakan tugas dengan baik pula sehingga tidak ada
kecenderungan untuk mencari pekerjaan lain. Suku Lewi yang menerima
persepuluhan dari sebelas suku Israel harus memberi persepuluhan kepada para
imam (Bil 18:26-32). Persepuluhan suku Lewi ini diperhitungkan sebagai hasil
pertanian walaupun mereka tidak mendapat pembagian tanah Kanaan dan menjadi
jaminan hidup para imam atas pekerjaan mereka (Bil 18:31).[4]
Nehemia 12:45-47: Tugas para imam
dan kontribusi dari umat yang didasarkan pada zaman Daud.
Karena merekalah yang melakukan
tugas pelayanan bagi Allah mereka dan tugas pentahiran, demikian juga para
penyanyi dan para penunggu pintu gerbang, sesuai dengan perintah Daud dan
Salomo anaknya. Karena sudah sejak dahulu, pada zaman Daud dan Asaf, ada
pemimpin-pemimpin penyanyi, ada nyanyian pujian dan nyanyian syukur bagi Allah.
Pada zaman Zerubabel dan Nehemia semua orang Israel memberikan sumbangan bagi
para penyanyi dan para penunggu pintu gerbang sekadar yang perlu tiap-tiap hari
dan mempersembahkan persembahan kudus kepada orang-orang Lewi. Dan orang-orang
Lewi mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun.
Suku Israel selalu mempersembahkan
persepuluhan kepada orang Lewi dan imam karena merekalah yang melakukan tugas
pelayanan bagi Allah mereka dan melakukan pentahiran. Selain kepada imam,
persembahan juga harus diberikan kepada para penyanyi dan penunggu pintu
gerbang sesuai dengan perintah Daud dan Salomo anaknya. Daud dan para panglima
menunjuk anak-anak Asaf, anak-anak Herman dan anak-anak Yedutun untuk bernubuat
dengan diiringi kecapi, gambus dan ceracap (1Taw 25:1). Sementara para penunggu
pintu gerbang mempunyai tugas melayani di rumah Tuhan (1Taw 26:13). Salomo
dalam masa pemerintahannya melaksanakan apa yang telah diperintahkan Daud
ayahnya. Salomo menetapkan rombongan para imam dalam tugas jabatan mereka dan
orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan puji-pujian dan menyelenggarakan
ibadah di hadapan para imam. Ia juga menempatkan penunggu-penuggu pintu gerbang
dalam rombongan mereka untuk setiap pintu gerbang (2 Taw 8:14).[5]
Perhatian khusus diberikan kepada
kelompok penyanyi dan penunggu pintu gerbang. Dengan diberikan perhatian khusus
kepada para penyanyi dan penunggu pintu gerbang maka dapat dikatakan bernyanyi
dengan pelayanan menjadi lebih penting dan sangat penting.[6]
Pada zaman Zerubabel dan Nehemiah
semua orang Israel memberikan sumbangan bagi para penyanyi dan para penunggu
pintu gerbang sekadar yang perlu tiap-tiap hari dan mempersembahkan persembahan
kudus kepada orang-orang Lewi. Penyebutan zaman Zerubabel dan Nehemia secara
bersama-sama adalah janggal. Zerubabel adalah imam yang pulang dari Babel
bersama-sama dengan Yeshua dan Ezra. Keduanya tidak mendapat tempat dalam
pemerintahan. Dalam 2 Mak 1:18-36 juga tidak ada ditemukan nama Zerubabel.
Penyebutan nama Zerubabel merupakan suatu kesaksian tanpa sadar sebab pemimpin
masyarakat pada wktu itu dalah Nehemia.[7]
Pada waktu itu, para penyanyi dan
penjaga pintu memperoleh sumbangan dari orang Israel. Sumbangan itu dipisahkan
dari persembahan yang diberikan kepada orang Lewi dan para imam. Sumbangan
kepada para penyanyi dan penjaga pintu adalah sukarela, sementara untuk para
imam sudah dijelaskan dalam ayat 44. Dengan ini dapat dikatakan bahwa para
penyanyi dan penjaga pintu yang telah menerima sumbangan dari orang Israel
harus mempersembahkan persembahan kepada orang Lewi dan para imam, sebab orang
Lewi dan para imam lebih tinggi dari mereka.[8]
Orang-orang Lewi harus
mempersembahkan persembahan kudus kepada anak-anak Harun. Suku Lewi yang
menerima persepuluhan dari sebelas suku Israel harus memberi persepuluhan
kepada para imam (Bil 18:26-32).
Neh 13:1-3 : Akibat pembacaan dari
kitab Musa
Pada masa itu bagian-bagian dari
pada kitab Musa dibacakan dan didengar oleh rakyat. Didapati tertulis dalam
kitab itu, bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk jemaah Allah untuk
selamanya. Karena mereka tidak menyongsong orang Israel dengan roti dan air,
malah mengupa Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya. Tetapi Allah kami
mengubah kutuk itu menjadi berkat. Ketika mereka mendengar pembacaan Taurat itu
mereka memisahkan semua peranakan dari orang Israel.
Pada masa itu dalam ayat ini sama dengan ayat
44. Tidak ada keterangan waktu yang pasti untuk menerangkan pada masa itu.
Bagian kitab Musa dibacakan dan didengar oleh rakyat. Dalam Neh 8:1-19
pembacaan dari kitab Musa juga diadakan oleh imam Ezra pada hari raya pondok daun.
Dalam Neh 13:1-3, bagian kitab Musa yang dibacakan adalah Ul 23:3-6. Oleh karena itu, ayat 1-3
dalam bagian ini mengulangi apa yang telah ada dalam Ulangan 22:3-6. Isi dari
kitab Musa itu adalah bahwa orang Amon dan orang Moab tidak boleh masuk jemaat
Allah untuk selamanya bahkan sampai sepuluh keturunan. Alasannya adalah karena
orang Amon dan orang Moab tidak menyongsong bangsa Israel dengan roti dan air
ketika keluar dari tanah Mesir, mereka malah mengupa Bileam untuk mengutuki
orang Israel. Akan tetapi, Bileam adalah seorang nabi Allah yang benar. Ia
mendengarkan kata-kata Allah. Ia tidak mengutuki bangsa Israel melainkan
memberkatinya. Akibat dari pembacaan kitab Musa ini adalah orang-orang luar
diekskomunikasi dari bangsa Israel juga anak-anak yang dilahirkan dari
perkawinan dengan orang luar dipisahkan dari mereka. Pemisahan ini mau
mengungkapkan unsur pemurnian dalam diri bangsa Israel.[9]
Poin Teologis
- Kesetiaan YHWH
Sejak
bangsa Israel keluar dari Mesir, YHWH selalu setia menemani, memberkati dan
melindungi bangsa Israel sampai ke tanah terjanji. Kesetiaan YHWH sering
dibalas bangsa Israel dengan ketidaksetiaan yakni dengan menyembah berhala.
Mereka tidak setia kepada hukum yang telah diberikan kepada mereka. Mereka
tidak hanya menyembah kepada YHWH tetapi juga kepada allah-allah lain.
Akibatnya, mereka mendapat malapetaka, Yerusalem dihancurkan dan mereka dibuang
ke Babilonia. Walaupun demikian, YHWH tetap setia kepada mereka. Kesetiaan YHWH
ditunjukkan oleh kemurahan hati raja Koresy yang mengijinkan bangsa Israel
boleh kembali ke tanah airnya dan membangun kembali Yerusalem dan Bait Allah.
YHWH mengutus Nehemiah ke Yerusalem. Raja Artahsasta mengijinkan Nehemiah pergi
ke Yehuda untuk meminpin dan membangun kembali Yerusalem (Neh 2:1-10). Bersama
Ezra, Nehemia berhasil membangun kembali Bait Allah, memperbaharui komunitas
Israel dan membangun kembali kota Yerusalem.[10]
- Kesetiaan Kepada Hukum
Pembangunan
kembali Yerusalem diikuti dengan pembaharuan dan pemurnian komunitas bangsa
Israel. Pembaharuan dan pemurnian bangsa Israel ini ditandai dengan kesetiaan
kepada hukum yang telah dituliskan dan diperintahkan oleh Musa. Pembaharuan
yang dilakukan oleh Nehemia adalah pemberian persepuluhan kepada orang-orang
Lewi dan para imam sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Musa. Aturan dan
ketentuan tentang tugas para imam terdapat dalam Im 27:30-33 dan Bil 18:21-22.
Dalam aturan itu dikatakan bahwa suku Lewi dan para imam tidak mendapat
pembagian tanah Kanaan karena mereka mempunyai tugas khusus untuk melayani di
kemah pertemuan atau di Bait Allah. Oleh karena itu, persepuluhan yang
diberikan oleh sebelas suku lain yang menjadi milik pusaka Tuhan harus juga
diberikan kepada mereka (Bil 18:21-24). Itulah yang menjadi bagian dari para
imam. Dalam peribadatan, Nehemia juga memperhitungkan atau memberi perhatian
kepada para penyanyi dan penunggu pintu. Mereka juga harus menerima sumbangan
sukarela dari bangsa Israel sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Daud dan
Salomo anaknya (Neh 12:45; 1Taw 23-26; 2Taw 8:14).[11]
Selain
pembaharuan religius di atas, Nehemia juga melakukan pemurnian nasional.
Pemurnian nasional ini dilakukan supaya menjaga etnis bangsa Israel yang telah
pulang dari pembuangan, karena ketika dalam pembuangan bangsa Israel telah
kawin dengan bangsa lain, sehingga anak-anak mereka tidak murni keturunan
Israel. Bentuk pemurnian yang dilakukan oleh Nehemia adalah dengan membacakan
bagian dari kitab Musa. Bagian kitab Musa yang dibacakan adalah Ul 23:3-8.
Dengan pembacaan kitab ini, orang-orang luar diekskomunikasi dan anak-anak
hasil perkawinan dengan orang lain di luar suku Israel dipisahkan dari mereka.
Hal ini dilakukan oleh Nehemia untuk menunjukkan kesetiaannya kepada hukum yang
telah diperintahkan dan dituliskan oleh Musa.[12]
Relevansi Pastoral
Sejak bangsa Israel keluar dari
Mesir, kepemimpinan ada di pundak Musa. Selain menjadi pemimpin, musa juga
menjadi mediator antara Allah dan bangsa Israel, pilihan-Nya. Sementara dalam
melaksanakan tugas imamat, Allah memilih Harun. Allah menahbiskan Harun beserta
keturunannya sebagai pelaksana ibadat bagi bangsa Israel (Kel 28:1). Selain
Harun beserta keturunannya, Allah juga memanggil dan menetapkan suku Lewi
menjadi imam bagi Allah (Bil 3:44-45; 3:41; Ul 33:8-11). Tugas dan peran utama
dari para imam adalah menyampaikan berkat kepada umat (Bil 6:24), mengajarkan
hukum, memelihara tradisi kultus bangsa Israel dan mempersembahkan kurban.
Pelaksanan tugas imamat ini terus berkembang
dalam Perjanjian Baru dan disempurnakan dalam Kristus sebagai imam agung.
Kristus menetapkan hakikat imamat. Ia memilih dan mengangkat beberapa anggota
dari tengah umat untuk menjadi pelayan, yang dalam persekutuan umat beriman
mempunyai kuasa tahbisan suci untuk mempersembahkan kurban dan pengampunan dosa
dan demi nama Kristus secara resmi menunaikan tugas imamat bagi umat-Nya.
Dengan demikian imam ditetapkan untuk menjadi pelayan sabda Allah, pelayan
sakramen-sakramen khususnya ekaristi dan pemimpin umat Allah. Oleh karena itu,
imam terus-menerus dipanggil untuk memelihara hidup rohani demi mengejar
kekudusan dan kesempurnaan sebab Kristus juga suci. Para imam juga dipanggil
supaya tidak mengikat diri dengan kekayaan duniawi. Mereka harus menggunakan
hal-hal duniawi demi tujuan yang sungguh-sungguh halal menurut ajaran Kristus
dan peraturan Gereja.
Dari zama Israel, hingga sekarang
tidak ada kedengaran imam yang melarat dan tidak makan. Berdasarkan jabatan
yang mereka emban dan juga menunaikan fungsi yang diserahkan kepada mereka,
para imam menerima balas jasa yang sewajarnya sebab pantaslah pekerja mendapat upahnya
(Luk 10:7). Lagi pula Tuhan telah menetapkan bahwa mereka yang memberitakan
Injil harus hidup dari pemberitaan Injil itu (1Kor 9:14). Oleh karena itu, imam
tidak perlu mencari pekerjaan lain di luar pekerjaan yang telah ditetapkan
kepadanya.
Penutup
Nehemia dalam hidupnya melakukan
pembaharuan nasional dan religius. Sebagai pemimpin bangsa, ia sungguh-sungguh
berlaku sebagai perpanjangan tangan Tuhan kepada umat-Nya. Ia juga menjaga dan
memelihara kultus Israel dengan baik. Selain itu, ia juga menyadari tugas dan
fungsi dan para imam. Ia melakukan pembaharuan bagi umat yang telah kembali
dari pembuangan dan menetapkan aturan dan sumbangan bagi para imam yang
melayani Tuhan dalam meja perjamuan seturut aturan dan ketetapan yang telah
ditulis dan diperintahkan oleh Musa.
Daftar Pustaka
Blenkinsopp, Joseph. Old Testament Library: Ezra-Nehemia. Britain:
SCM Press, 1989.
W. Batten, Loring. Critical and Exegetical Commentary on the
Books of Ezra and Nehemiah. Edinburgh: T & T. Clark, 1980.
Fengham, F. Charles. The New International Commentary on the Old
Testament: The Books of Ezra and Nehemiah. Grand Rapid-Michigan: William B.
Eerdmans Publishing Company, 1982.
Williamson, H. G. M. Ezra, Nehemiah: Word Biblical Commentary
Volume 16. Nashville: Thomas Nelson Publisher, 1985.
[1] Joseph
Blenkinsopp, Old Testament Library:
Ezra-Nehemia (Britain: SCM Press, 1989), hal. 7-9.
[2] Joseph
Blenkinsopp, Old Testament Library:... ,
hal. 348-351
[3] Loring W. Batten, Critical and Exegetical Commentary on the Books of Ezra and Nehemiah (Edinburgh:
T & T. Clark, 1980), hal. 283.
[6] F. Charles Fengham, The New International Commentary on the Old Testament: The Books of
Ezra and Nehemiah (Grand Rapid-Michigan: William B. Eerdmans Publishing
Company, 1982), hal. 258-259.
[7] Loring W.
Batten, Critical and Exegetical..., hal.
285.
[9] Loring W.
Batten, Critical and Exegetical..., hal.
286.
[10] H. G. M.
Williamson, Ezra, Nehemiah: Word Biblical
Commentary Volume 16 (Nashville: Thomas Nelson Publisher, 1985), hal. xlix.
[11] Joseph
Blenkinsopp, Old Testament Library:... ,
hal. 350.
[12] H. G. M.
Williamson, Ezra, Nehemiah:..., hal,
L.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar