Sabtu, 18 Juni 2016

Mengenal Tuhan : Menuruti Perintah-perintah-Nya (1Yoh 2:3-11)

1.       Pengantar
Kristen identik dengan kasih. Kekristenan bukanlah hanya masalah pengetahuan. Kekristenan menuntut suatu hidup yang sesuai dengan Allah yang adalah kasih. Kasih itu diwujudkan Allah dalam sejarah keselamatan manusia dan berpuncak dalam diri Yesus. Yesus adalah penyataan kasih Allah. Perintah Allah untuk saling mengasihi dalam Perjanjian Lama diulangi dan dibaharui oleh Yesus dalam Perjanjian Baru. Perintah inilah yang ddituliskan oleh pengarang surat surat pertama Yohanes untuk  meneguhkan kehidupan beriman orang-orang kristen.
2.       Struktur Surat 1 Yohanes dan Skema 1 Yoh 2:3-11
Secara umum surat 1 Yohanes dibagi ke dalam lima bagian besar. Oleh karena itu struktur surat 1 Yohanes dapat dilukiskan sebagai berikut:[1]
       I.      Prolog (1:1-4)
     II.      Berjalan dalam Terang (1:5-2:29). Bagian kedua ini dibagi menjadi dua bagian besar yakni:
A.    Dua Jalan Eksortasi (1:5-2:17)
-        Allah adalah Terang (1:5)
-        Bebas dari Dosa (1:6-2:2)
-        Menuruti Perintah (2:3-11)
-        Dialamatkan kepada Tiga Kelompok (2:12-14)
-        Menolak Dunia (2:15-17)
B.    Menolak Anti Kristus (2:18-29)
-        Perpecahan Sebagai Suatu Tanda Pada Saat Terakhir (2:18-19)
-        Pengurapan bagi Mereka yang Memelihara Iman yang Benar (2:20-25)
-        Pengurapan bagi Guru-guru Komunitas (2:26-27)
-        Kepercayaan pada Saat Penghakiman (2:28-29)
   III.          Cinta adalah Suatu Tanda Anak-anak Allah (3:1-24). Bagian ketiga ini dibagi menjadi tiga bagian besar yakni:
A.    Bapa Menjadikan Kita Anak-anak-Nya (3:1-10)
-        Kita sekarang adalah Anak-anak Allah (3:1-3)
-        Mereka yang Dilahirkan dari Allah Tidak melakukan Dosa (3:4-10)
B.    Orang Kristen Harus Mencintai Satu Sama lain (3:11-18)
-        Kain: Kebencian Merupakan Kematian (3:111-15)
-        Kematian Kristus: Model dari Cinta (3:16-18)
C.    Kepercayaan Kita Dihadapan Allah (3:19-24)
-        Tuhan Lebih Besar dari pada Hati Kita (3:19-22)
-        Tuhan Berdiam dalam Mereka yang Menuruti Perintah-Nya (3:23-24).
  IV.          Perintah untuk Mencintai dan Beriman (4:1-5:12). Bagian ke empat ini dibagi menjadi tiga bagian besar yakni:
A.    Menolak Anti Kristus (4:1-6)
-        Mereka Tidak Mengakui Yesus (4:1-3)
-        Mereka Tidak Mengalahkan Dunia (4:4-6)
B.    Tuhan adalah Cinta  (4:7-21)
-        Kristus adalah Perwujudan Cinta Allah kepada Kita (4:7-12)
-        Kita Mengenal Cinta Tuhan melalui Roh Kudus (4:13-16a)
-        Kepercayaan Kita: Berdiam dalam Cinta Tuhan (4:16b-21)
C.    Percaya dalam Putera (5:1-12)
-        Iman Mengalahkan Dunia (5:1-5)
-        Kesaksian: Putera berasal dari air dan Darah (5:6-12)
    V.          Epilog. Bagian kelima ini dibagi ke dalam tiga bagian:
A.    Kepercayaan dalam Doa (5:14-17)
B.    Tiga Ungkapan kepercayaan (5:18-20)
C.    Peliharalah Dirimu dari Berhala (5:21)
Dari struktur di atas dapat kita lihat bahwa 1 Yoh 2:3-11 berada dalam bagian kedua yakni berjalan dalam terang (1:5-2:29). Bagian kedua ini dibagi lagi menjadi dua bagian yakni 1:5-2:17 dan 2:18-19. Oleh karena itu 1 Yoh 2:3-11 terdapat dalam 1 Yoh:5-2:17. Untuk dapat mengetahui dengan baik apa yang dimuat dalam 1 Yoh 2:3-11, penulis membagi skema perikop ini berdasarkan pembagian yang dibuat oleh Rudolf Schnackenburg. Oleh karena itu skema dari 1 Yoh 2:3-11 adalah sebagai berikut:[2]
-        Pengetahuan atau pengenalah akan Tuhan meharuskan kita untuk memelihara perintah-perintah-Nya dan berrjalan seturut teladan Yesus (1 Yoh 2:3-6).
-        Perintah Tua dan Baru ( 1 Yoh 2:7-8).
-        Hanya orang yang menuruti perintah yang saling mencintai, mempunyai jaminan dalam terang dan bersekutu dengan Allah (1 Yoh 2:9-11).
3.   Ulasan Eksegese atas 1 Yoh 2:3-11
3.1.  Pengetahuan atau pengenalah akan Tuhan meharuskan kita untuk memelihara perintah-perintah-Nya dan berrjalan seturut teladan Yesus (1 Yoh 2:3-6).
Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangssiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah: dengan inilah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Mengenal Allah bukanlah pertama-tama dimaksudkan secara intelektual melainkan secara aktual. Tanda seseorang mengenal Allah adalah ia melakukan atau menuruti perintah-perintah Allah. Perintah allah yang dimaksud di sini disimpulkan dalam perintah kasih. Barangsiapa mengenal Allah berarti melakukan tindakan kasih. Mengenal Allah berarti mengenal kasih dan mengenal kebenaran. Barangsiapa mengenal kebenaran hidup di dalam kebenaran (2 Yoh 1:3), kebenaran ada di dalam mereka (1 Yoh 1:8), mereka melakukan apa yang benar (1 Yoh 1:6; Yoh 3:21). Kriteria seseorang dikatakan mengenal Allah dan hidup dalam kebenaran adalah melakukan tindakan yang benar.[3]
Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia tetapi ia tidak mengikuti perintah-Nya ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Mengenal allah bukanlah suatu pengetahuan teoritis dan spekulatif melainkan suatu relasi dengan Allah. Seseorang yang mengenal Aallah akan menggantungkan diri kepada Allah dan berjalan menurut rencana-Nya. Itulah sebabnya mengapa dikatakan bahwa seseorang yang tidak menggantungkan diri dan keberadaannya kepada Allah adalah seorang pendusta. Pendusta yang dimaksud bukan  hanya mau menunjukkan seseorang yang mengatakan sesuatu yang tidak benar tetapi lebih menunjukkan bahwa pendusta itu sendiri tidak ada atau tidak berarti apa-apa seejak kebenaran menjadi suatu kenyataan.[4]
Barangsiapa tidak menuruti perintah Allah addalah seorang pembohong tetapi barangsiapa menuruti perintah-Nya di dalamnya sudah sempurna kasih Allah dan dengan itulah kita ketahhui bahwa kita ada di dalam Dia. Kasih sempurna yang dimaksud adalah kasih ilahi (agape ilahi) misalnya, menuruti perkataan Tuhan, perintah-perintah Tuhan. Meelaksanakan kasih ilahi merupakan suatu kriteria bukan hanya untuk mengenal Allah tetapi juga untuk beradda dalam Allah.[5] Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Ia ada di dalam Dia bisa juga diartikan bahwa ia hidup di dalam Allah atau allah hidup di dalam dia. Allah adalah kasih dan kasih Allah itu nyata dalam diri Yesus. Barangsiapa berada dalam kasih berarti ia juga berada dalam kristus dan hidup seperti Kristus sebagai model dari kasih Allah.[6]
3.2.  Perintah Tua dan Baru (1 Yoh 2:7-8)
Saudara-saudara yang kekasih bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu adalah firman yang kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepadamu telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu: sebab kegelapan telah lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.
Ayat 7-8 ini dimuali dengan sapaan saudara-saudara yang kekasih. Hal ini lazim dalam penulisan surat. Dalam ayat ini sepertinya ada ditemukan dua perintah yakni, perintah lama dan perintah baru. Perintah itu dikatakan lama karena orang-orang kristen sejak permulaan sudah mendengar perintah kasih, sementara perintah itu dikatakan baru karena Yesus telah memberikan kepada kita suatu kebaruan dan teladan-Nya sendiri, yang membarui dalam diri kita. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perintah lama dan perintah baru isisnya adalah sama. Namjun perintah lama didengarkan dalam bentuk sabda dan perkataan sementara perintah baru nyata dalam bentuk pribadi yakni Yesus sendiri. Dialah yang menghalau kegelapan saat ini dan pada saat yang akan datang. Dia adalah terang yang benar dan yang bercahaya. Iktulah sebabnya ia dikatakan benar dan baru.[7]
3.3.  Hanya orang yang menuruti perintah Allahlah yang saling mengasihi, mempunyai jaminan dalam terang dan bersekutu dengan Allah (1 Yoh 2:9-11)
Barangsiapa berkata bahwa ia ada ddi dalam terang, tetapi ia membanci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekrang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada ddi dalam terang dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu kemana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
Dalam ayat 9-11 terdapat dua kekuatan yang tarik-menarik yakni terang dan kegelapan. Membenci dan mengasihi sudara-saudarra menjadi suatu persyaratan apak seseorang itu hidup dalam terang atau hidup dalam kegelapan. Barangsiapa hidup dalam terang harus mengasihi saudara-saudaranya. Barangsiapa hidup dalam kegelapan pasti membenci saudara-saudaranya. Barangsiapa berkata bahwa ia ada di dalam terang, tetapi ia membanci saudaranya, ia berada dalam kegelapan (9). Ayat 9 ini diulangi dan ditekankan lagi dalam ayat 11. Selain itu ayat 9 ini merupakan suatu pengulangan dari ayat 4. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Barangsiapa yang hidup di dalam terang pasti mengenal Allah dan menuruti perintah-perintah-Nya dan Allah hidup di dalam dia sebagai kebenaran. Barangsiapa hidup di dalam kegelapan tidak akan mengenal Allah. Ia tidak akan menuruti perintah-perintah Allah bahkan akan membenci saudaranya, sebab kebenaran dan terang tidak ada di dalam dia. Kegelapan telah menguasainya dan ia tidak tahu kemana ia akan pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya, ia tidak mampu lagi melihat terang.[8]
4.   Poin Teologis dari 1 Yoh 2:3-11
4.1.  Allah adalah kasih
Sudah sejak dari awal sejarah keselamatan manusia, Allah memerpekenalkan diri sebagai kasih. Kasih Allah dinyatakan dalam perbuatan-perbuatan-Nya yang menyelamatkan dan membebaskan umat-Nya. Sudah sejak semula juga umat Israel diminta untuk mengasihi Tuhan dan juga sesama manusia. Semua perintah dan peraturan-peraturan Tuhan berpuncak pada perintah kasih sebab Dia sendiri adalah kasih. Barangsiapa mengenal Allah pasti akan mengenal kasih dan menghidupi kasih. Barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sempurna kasih Allah; dan dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Dia sama seperti Anak-Nya yang ada bersama-sama dengan Dia (Yoh 1:2). Allah tidak pernah berhenti mengasihi manusia. Sebagai penyataan kasih Allah yang paling tinggi ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yakni Yesus sendiri sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Perintah kasih yang dari semula ada dalam bentuk sabda sekarang nyta dalam diri Yesus yang menjelma menjadi manusia. Oleh karena itu, barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yoh 2:6). Perintah untuk saling mengasihi mendapat tekanan dalam surat 1 Yohanes ini. Hal ini terungkap dalam suratnya kepada jemaat orang kristen supaya mereka tetap saling mengasihi sebagai saudara sebagaimana yang telah mereka dengar dalam perintah lamadan yang telah dibaharui oleh Yesus dalam perintah baru. Barangsiapa megasihi Allah yang adalah kasih ia akan menuruti perintah-perintah-Nya dan hidup dalam kebenaran. Barangsiapa tinggal dalam Allah, Allah juga tinggal dan diam di dalam dia.[9]
4.2.  Allah adalah Terang
Terang dan gelap adalah dua kekutan yang selalu dipertentangkan dan ssaling tarik-menarik. Terang diidentikkan dengan kasih sementara gelap dengan kebencian. Barangsiapa hidup di dalam terang di dalam dia tidak ada penyesatan tetapi barangsiapa hidup dalam kegelapan ia tidak tahu kemana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya (1 Yoh 2:9-11). Orang yang hidup di dalam terang pasti akan mengasihi saudara-saudaranya sementara orang yang hidup di dalam kegelapan membenci saudara-saudaranya. Terang identik dengan Allah dan terang itu adalah Yesus sendiri. Oleh karena itu, setiap orang kristen harus berjalan menurut terang itu sendiri dan menelaan Yesus Sang Terang Sejati (1 Yoh 2:6).
5.   Penutup
Kasih tidak bisa lepas dari hidup seorang kristen. Pengetahuan tidak boleh mengalahkan kasih. Kasih adalah ciri orang kristen dana bukan pengetahuan. Barangsiapa mengasihi berarti dia mengenal Allah dan Allah diam dalam dia. Kasih yang dimiliki oleh seorang kristen haruslah seperti kasih Yesus sebagai perwujudan kasih Allah kepada manusia. Selain itu, orang kristen juga diharapkan mampu menjadi terang yang menghalau kegelapan bagi sesama sehingga setiap orang mampu berjalan dan mengikuti Yesus sang Terang Sejati. Dengan demikian orang kristen sudah memenuhi panggilan hidup mereka sebagai orang kristen.











Daftar Pustaka
Bultmann, Rudolf. The Johannine Epistles: A Commentary on The Johannine Epistles. Philadelphia: Fortress Press, 1973.
E. Brown, Raymond. The New Jerome Biblical Commentary. Great Britain: Bath Press, 1989.
Schnackenburg, Rudolf. The Johannine Epistles: A Commentary. New York: Cross Road, 1992.
Strecker, Georg. The Johannine Letters: A Commentary on 1,2,and 3 John. Minneapolis: Fortrees Press, 1996.








[1] Raymond E. Brown, The New Jerome Biblical Commentary (Great Britain: Bath Press, 1989), hlm. 988-989.
[2] Rudolf Schnackenburg, The Johannine Epistles: A Commentary (New York: Cross Road, 1992), hlm. 89-107.
[3] Georg Strecker, The Johannine Letters: A Commentary on 1,2,and 3 John (Minneapolis: Fortrees Press, 1996), hlm. 40.
[4] Rudolf Bultmann, The Johannine Epistles: A Commentary on The Johannine Epistles Philadelphia: Fortress Press, 1973), hlm. 25.
[5] Georg Strecker, The Johannine Letters... , hlm. 42.
[6] Rudolf Bultmann, The Johannine Epistles... , hlm. 26.
[7] Georg Strecker, The Johannine Letters... , hlm. 48.
[8] Georg Strecker, The Johannine Letters... , hlm. 48.

[9] Rudolf Bultmann, The Johannine Epistles... , hlm. 26.

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...