Sabtu, 18 Juni 2016

Nasihat Tentang Perzinahan (Ams 5:1-23)

Pengantar

            Dalam kitab Amsal ada dua perikop yang membahas tentang nasihat perzinahan yakni bab 5:1-23 dan bab 6:20-7:1-27. Kedua bab ini merupakan perikop yang panjang dan berdiri sendiri. Secara umum tekanan utama dari kedua perikop ini adalah sama. Oleh karena itu, dalam paper ini penulis hanya membahas satu bab saja yakni bab 5:1-23. Gaya bahasa yang digunakan dalam perikop ini adalah instruksi yang di dalamnya terdapat motivasi pengajaran, peringatan dan nasihat, akibat atau konsekuensi dari tingkah laku yang diinspirasikan kebijaksanaan. Instruksi kebijaksanaan ini disampaikan dalam bentuk monolog.

Nasihat Tentang Perzinahan
            Perikop tentang nasihat perzinahan ini diawali dengan seruan “hai anakku!”. Seruan atau ungkapan ini mau menunjukkan ajakan atau didikan dari seorang ayah terhadap anaknya atau seorang guru terhadap murid-muridnya. Secara umum perikop ini dibagi ke dalam empat bagian yakni ayat 1-2 (nasihat supaya berpegang kepada kebijaksanaan), ayat 3-6 (ciri khas atau tindakan dari perempuan jalang/issa zara), ayat 7-19 (konsekuensi dari orang yang mengikuti langkah perempuan jalang dan nasihat supaya mencintai istri sendiri) dan ayat 20-23 (perintah supaya tidak birahi dengan perempuan jalang).

            Kebijaksanaan (hokma) digambarkan dengan seorang perempuan atau istri yang baik. Orang yang memiliki kebijaksanaan diumpamakan dengan orang yang memiliki istri yang baik. Istri yang baik dipertentangkan dengan perempuan jalang. Orang yang tidak mempunyai kebijaksanaan akan mengikuti langkah perempuan jalang. Jalan perempuan jalang menuju jalan kematian. Tindakan perempuan jalang dilukiskan dalam ayat 3-6, “karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak, tetapi kemudian ia pahit seperti empedu dan tajam seperti pedang bermata dua. Kakinya turun menuju maut, langkahnya menuju dunia orang mati. Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya sesat tanpa diketahuinya”. Orang-orang muda diingatkan supaya tidak mengikuti jalan perempuan jalang. Orang yang mengikuti jalan perempuan jalang akan mendapat hukuman mati dari jemaah (14), sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dalam Ulangan 22:22: “apabila seorang kedapatan tidur dengan seorang perempuan yang bersuami, maka haruslah dibunuh mati; laki-laki yang telah tidur dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kau hapuskan yang jahat dari antara orang Israel”. Orang yang mengikuti jalan perempuan jalang akan merugikan diri-sendiri serta menghancurkan kekayaanya. Oleh karena itu setiap orang muda dinasihati untuk mencintai dan bersuka cita dengan istrinya (17-19; bdk. Bagaimana seorang pemuda memuji-muji seorang gadis dalam Kitab Kidung Agung).
            Dalam perikop ini, nama Tuhan hanya sekali disebutkan. Segala sesuatu terbuka di hadapan Tuhan dan segala langkah orang diawasinya (21). Mencintai kebijaksanaan berarti mencintai Allah sebab Allahlah sumber kebijaksanaan. Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya dan ada padanya selama-lamanya (Sir 1:1). Siapa yang tidak mencintai kebijaksanaan berarti tidak mencintai Allah.

Relevansi Lokal
            Salah satu perintah dalam dekalog adalah jangan berzinah (Ul 5:18; Im 20:10, bdk. Mat 5:27). Perintah ini pertama-tama ditujukan kepada orang-orang Yahudi kemudian kepada orang-orang Kristen. Dalam budaya Batak Toba, nasihat untuk tidak berzinah juga sangat ditekankan oleh orang tua kepada anak-anaknya, karena berzinah merupakan sebuah aib besar. Siapa yang kedapatan berzinah akan didenda kalau tidak dikawinkan. Hal ini akan sangat merugikan dan memalukan kedua belah pihak, baik laki-laki maupun perempuan serta semua keluarganya. Kalau tidak, mereka bisa diusir dan diasingkan dari kampung. Mereka akan menjadi bahan perbincangan bagi orang lain dan bisa menjadi contoh hidup bagi orang-orang muda. Di samping itu, dalam budaya Batak Toba seorang laki-laki, baik yang sudah mempunyai istri atau belum dilarang duduk-duduk dengan istri orang, walaupun istri dari saudara kita sendiri, khususnya istri dari adik kita. Ada juga istilah inang bao dan amang bao. Mereka ini dilarang dan tidak akan pernah duduk berdampingan. Peraturan-peraturan seperti ini ditetapkan karena mungkin dulu terjadi sesuatu yang tidak diharapkan atau sejenis perzinahan. Mengingini istri orang lain sangat dilarang. Hal ini juga tertulis dalam perintah kesembilan dalam dekalog (jangan mengingini istri sesamamu Ul 5:21 bdk Rm 7:7; 13:9).

Penutup
            Berzinah merupakan sesuatu yang beretentangan dengan budaya, adat dan agama. Siapa yang melakukan perzinahan tidak menghormati adat, budaya serta agama. Perzinahan selalu membawa kehancuran kepada kedua belah pihak. Mereka akan berdosa dari segi agama, bertentangan dengan budayanya dan pasti akan dihukum secara adat atau sipil. Orang yang berzinah merusak relasi dengan sesama dan Tuhan sendiri. Orang yang berzinah tidak memelihara kebijaksanaan dan didikan dalam hidupnya. Jangan berzinah dan jangan mengingini istri sesamu.

Daftar Referensi
Van der Weiden, Wim. Seni Hidup: Sastra Kebijaksanaan Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius: 1995.
McKane, W. Proverbs. London: SCM Press Ltd, 1970.

Toy, H. Critical and Exegital Commentary on The Book of Proverbs. Edinburgh: T&T. Clark, 1988.

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...