Pengantar
Dalam kitab Amsal ada dua perikop
yang membahas tentang nasihat perzinahan yakni bab 5:1-23 dan bab 6:20-7:1-27.
Kedua bab ini merupakan perikop yang panjang dan berdiri sendiri. Secara umum
tekanan utama dari kedua perikop ini adalah sama. Oleh karena itu, dalam paper
ini penulis hanya membahas satu bab saja yakni bab 5:1-23. Gaya bahasa yang
digunakan dalam perikop ini adalah instruksi yang di dalamnya terdapat motivasi
pengajaran, peringatan dan nasihat, akibat atau konsekuensi dari tingkah laku
yang diinspirasikan kebijaksanaan. Instruksi kebijaksanaan ini disampaikan
dalam bentuk monolog.
Nasihat Tentang Perzinahan
Perikop tentang
nasihat perzinahan ini diawali dengan seruan “hai anakku!”. Seruan atau ungkapan
ini mau menunjukkan ajakan atau didikan dari seorang ayah terhadap anaknya atau
seorang guru terhadap murid-muridnya. Secara umum perikop ini dibagi ke dalam
empat bagian yakni ayat 1-2 (nasihat supaya berpegang kepada kebijaksanaan),
ayat 3-6 (ciri khas atau tindakan dari perempuan jalang/issa zara), ayat 7-19 (konsekuensi dari orang yang mengikuti
langkah perempuan jalang dan nasihat supaya mencintai istri sendiri) dan ayat
20-23 (perintah supaya tidak birahi dengan perempuan jalang).
Kebijaksanaan (hokma) digambarkan dengan seorang perempuan atau istri yang baik.
Orang yang memiliki kebijaksanaan diumpamakan dengan orang yang memiliki istri
yang baik. Istri yang baik dipertentangkan dengan perempuan jalang. Orang yang
tidak mempunyai kebijaksanaan akan mengikuti langkah perempuan jalang. Jalan
perempuan jalang menuju jalan kematian. Tindakan perempuan jalang dilukiskan
dalam ayat 3-6, “karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan
langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak, tetapi kemudian ia pahit
seperti empedu dan tajam seperti pedang bermata dua. Kakinya turun menuju maut,
langkahnya menuju dunia orang mati. Ia tidak menempuh jalan kehidupan, jalannya
sesat tanpa diketahuinya”. Orang-orang muda diingatkan supaya tidak mengikuti
jalan perempuan jalang. Orang yang mengikuti jalan perempuan jalang akan
mendapat hukuman mati dari jemaah (14), sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan dalam Ulangan 22:22: “apabila seorang kedapatan tidur dengan seorang
perempuan yang bersuami, maka haruslah dibunuh mati; laki-laki yang telah tidur
dengan perempuan itu dan perempuan itu juga. Demikianlah harus kau hapuskan yang
jahat dari antara orang Israel”. Orang yang mengikuti jalan perempuan jalang
akan merugikan diri-sendiri serta menghancurkan kekayaanya. Oleh karena itu
setiap orang muda dinasihati untuk mencintai dan bersuka cita dengan istrinya
(17-19; bdk. Bagaimana seorang pemuda memuji-muji seorang gadis dalam Kitab
Kidung Agung).
Dalam perikop ini, nama Tuhan hanya
sekali disebutkan. Segala sesuatu terbuka di hadapan Tuhan dan segala langkah
orang diawasinya (21). Mencintai kebijaksanaan berarti mencintai Allah sebab
Allahlah sumber kebijaksanaan. Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya dan ada
padanya selama-lamanya (Sir 1:1). Siapa yang tidak mencintai kebijaksanaan
berarti tidak mencintai Allah.
Relevansi Lokal
Salah satu perintah dalam dekalog
adalah jangan berzinah (Ul 5:18; Im 20:10, bdk. Mat 5:27). Perintah ini
pertama-tama ditujukan kepada orang-orang Yahudi kemudian kepada orang-orang
Kristen. Dalam budaya Batak Toba, nasihat untuk tidak berzinah juga sangat
ditekankan oleh orang tua kepada anak-anaknya, karena berzinah merupakan sebuah
aib besar. Siapa yang kedapatan berzinah akan didenda kalau tidak dikawinkan.
Hal ini akan sangat merugikan dan memalukan kedua belah pihak, baik laki-laki
maupun perempuan serta semua keluarganya. Kalau tidak, mereka bisa diusir dan
diasingkan dari kampung. Mereka akan menjadi bahan perbincangan bagi orang lain
dan bisa menjadi contoh hidup bagi orang-orang muda. Di samping itu, dalam
budaya Batak Toba seorang laki-laki, baik yang sudah mempunyai istri atau belum
dilarang duduk-duduk dengan istri orang, walaupun istri dari saudara kita
sendiri, khususnya istri dari adik kita. Ada juga istilah inang bao dan amang bao.
Mereka ini dilarang dan tidak akan pernah duduk berdampingan.
Peraturan-peraturan seperti ini ditetapkan karena mungkin dulu terjadi sesuatu
yang tidak diharapkan atau sejenis perzinahan. Mengingini istri orang lain
sangat dilarang. Hal ini juga tertulis dalam perintah kesembilan dalam dekalog
(jangan mengingini istri sesamamu Ul 5:21 bdk Rm 7:7; 13:9).
Penutup
Berzinah
merupakan sesuatu yang beretentangan dengan budaya, adat dan agama. Siapa yang
melakukan perzinahan tidak menghormati adat, budaya serta agama. Perzinahan
selalu membawa kehancuran kepada kedua belah pihak. Mereka akan berdosa dari segi
agama, bertentangan dengan budayanya dan pasti akan dihukum secara adat atau
sipil. Orang yang berzinah merusak relasi dengan sesama dan Tuhan sendiri.
Orang yang berzinah tidak memelihara kebijaksanaan dan didikan dalam hidupnya.
Jangan berzinah dan jangan mengingini istri sesamu.
Daftar Referensi
Van
der Weiden, Wim. Seni Hidup: Sastra
Kebijaksanaan Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius: 1995.
McKane,
W. Proverbs. London: SCM Press Ltd,
1970.
Toy,
H. Critical and Exegital Commentary on
The Book of Proverbs. Edinburgh: T&T. Clark, 1988.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar