Senin, 25 Juli 2016

Rangkuman Ekklesiologi

Gereja adalah misteri dan sakramen. Kata misteri dan sakramen kalau ditinjau dari sudut pandang teologis memuat arti yang sama. Kedua kata ini mengungkapkan suatu rahasia. Kedua kata ini dipakai untuk menunjukkan rencana Allah yang menyelamatkan manusia. Selain itu, kata misteri dan sakramen juga dipergunakan untuk  mengacu kepada upacara liturgi yang mengungkapkan dan menghadirkan karya Allah yang menyelamatkan. Dalam perkembangan teologi selanjutnya kata misteri dan sakramen dipakai untuk menunjukkan karya Allah yang mewahyukan diri dalam bentuk manusiawi, tetapi terdapat perbedaan tekanan antara keduanya. Kata misteri mau menekankan segi tersembunyi, ilahi dan tak tampak sedangkan kata sakramen mau menonjolkan segi pengungkapan, insan dan tampak.
            Selain kedua hal di atas, Gereja juga disebut sebagai umat Allah. Gereja disebut sebagai umat Allah mau menunjukkan dimensi historis maupun dimensi sosial yang ada pada Gereja sebagai misteri keselamatan. Hal ini nyata terungkap dalam Kitab Suci dan juga pada zaman Israel, serta pada zaman Gereja perdana. Banyak pendapat dan para ahli berbicara mengenai Gereja dan ada empat hal yang menonjol menjadi sifat Gereja: Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik. Gereja itu kudus karena berkat Roh Kudus yang menjiwainya. Gereja bersatu dengan Tuhan, satu-satunya yang dari diri-Nya sendiri kudus. Gereja itu disebut katolik karena menyeluruh dan tersebar di seluruh dunia sehingga mencakup semua. Gereja itu satu karena Roh Kudus juga mempersatukan para anggota jemaat satu sama lain, dan juga dengan kepala jemaat yang kelihatan yakni uskup; lagi pula mempersatukan uskup satu sama lain maupun dengan pusatnya di Roma. Gereja itu apostolik karena warganya dikatakan anggota umat Allah jika bersatu dengan pusat-pusat Gereja yang mengakui diri takhta para rasul.
            Karya keselamatan Allah bagi umat manusia dan Gereja direncanakan dan dilaksanakan dalam Kristus sehingga misteri Allah adalah Kristus. Dengan mencurahkan Roh Kudus atas orang yang percaya kepada-Nya, Kristus menganugerahkan hidup ilahi kepada mereka berupa ajakan yang memberi kuasa (Yoh 1:12) untuk tetap tinggal dalam kasih Allah. Persekutuan orang-orang yang bersatu dengan Kristus yakni Gereja, itu pun misteri yang besar. Kesatuan kaum beriman dengan Kristus itulah adalah kesatuan dengan Kristus Imam, Raja dan Nabi sehingga Gereja sendiri pun berpartisipasi dalam trifungsi Kristus. Akhirnya kesatuan itu pulalah yang menjadikan Gereja itu persekutuan orang-orang kudus.

            Gereja sebagai tubuh dan Kristus sebagai kepala hadir dalam ruang dan waktu sebagai realitas ilahi-insani yang dipimpin oleh hirarki yang berdasar pada hidup Yesus sebagaimana yang telah diteruskan oleh para rasul. Sejak semula pimpinan Gereja bersifat kolegial (collegium). Para anggota dewan tidak semua menjalankan tugas yang sama. Ciri khas tugas hirarkis tak perlu kentara dalam setiap anggota hirarki. Tugas hirarkis diberikan berdasarkan susunan fungsional hirarkis sendiri yang terdiri atas dua golongan pokok yakni para uskup dengan paus sebagai kepala dan para pembantu para uskup yang dibedakan lagi antara imam dan diakon. Inti hirarki adalah dewan para uskup yang merupakan subyek kuasa tertinggi dan penuh atas seluruh Gereja. Sebagai pimpinan Gereja dewan para uskup sekarang menggantikan dewan para rasul yang diketuai oleh paus sebagai pengganti Petrus. Adapun dewan atau badan para uskup hanyalah berwibawa bila bersatu dengan imam agung di Roma, pengganti Petrus, sebagai kepalanya, dan selama kekuasaan primatnya terhadap semua, baik para gembala maupun kaum beriman tetap berlaku seutuhnya. Sebab imam agung di Roma berdasarkan tugasnya, yakni sebagai wakil Kristus dan gembala Gereja semesta, mempunyai kuasa penuh, tertinggi dan universal terhadap Gereja dan kuasa itu selalu dapat dijalankannya dengan bebas. Sementara badan para uskup, yang menggantikan dewan para rasul dalam tugas mengajar dan bimbingan pastoral, bahkan yang melestarikan badan para rasul, bersama dengan imam agung di Roma selaku kepalanya, dan tidak pernah tanpa kepala itu, merupakan subyek kuasa tertinggi dan penuh juga terhadap Gereja tetapi kuasa itu hanyalah dapat dijalankan dengan persetujuan imam agung di Roma.

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...