Merpati (yonah) disebut
33 kali dalam Perjanjian Lama. Burung ini sangat mudah dijinakkan sehingga bisa
menjadi lambang kebodohan (Hos 7:11) atau sebaliknya ketulusan (Mat 10:16).
Suara yang sedih dikatakan “redup seperti suara burung merpati” (Yes 59:11)
atau “mengaduh seperti suara merpati” (Nah 2:8/7).
Merpati disebut pertama kali dalam konteks cerita tentang
air bah (Kej 6-8). Tiga kali Nuh
melepaskan merpati untuk mengukur ketinggian air bah. Dalam cerita ini merpati
tampak sebagai burung yang sangat dekat dengan manusia dan menolong manusia
dalam situasi kritis (Kej 8:8-12).
Merpati menjadi lambang cinta dalam nyanyian-nyanyian
cinta. Bulunya halus dan kalau berpasangan biasanya cukup lama. Merpati yang
saling mencotok ditafsirkan oleh orang-orang pada zaman dahulu sebagai saling
mencium. Merpati menjadi sebutan untuk si jelita (Kid 5:2; 6:9). Si tampan yang
rindu melihat wajah kekasihnya dan mendengar suaranya membayangkan yang
dicintainya sebagai merpati yang hidup di celah-celah dan persembunyian
lereng-lereng gunung batu (Kid 2:14). Lain perasaan orang yang hidupnya terus
diganggu dan dilawan. Dia ingin memiliki sayap seperti merpati agar bisa
“terbang dan mencari tempat yang tenang” di sana (Mzm 55:7).
Gambaran merpati sebagai lambang cinta mencapai puncaknya
dalam cerita tentang peristiwa pembaptisan Yesus (Mrk 1:9-11 dan sejajar). Roh
Allah turun dengan halus dan ringan seperti merpati. Merpati menjadi lambang
cinta Bapa dan Roh Kudus.
Merpati dan tekukur dapat menjadi binatang kurban, tetapi
dibawakan hanya oleh orang-orang yang tidak mampu (Im 5:7; 12:8; 14:22; Luk
2:24).
Disadur dari Alkitab
dan Ketanahannya (Berthold Anton Pareira O.Carm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar