Kamis, 05 November 2015

KOTBAH PAULUS DI DEPAN AREOPAGUS (KIS 17: 22-31)

Pengantar
           
Setelah dari Berea, Paulus pergi ke Atena. Perjalanan Paulus di Atena dilukiskan dalam Kis 17: 16-34. Di Atena, ia berkotbah di depan Aeropagus. Kotbahnya dipaparkan dalam Kis 17: 22-31.Secara umum, kotbah ini dibagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah Kis 17: 22-25, bagian kedua adalah Kis 17: 26-28 dan bagian ketiga adalah Kis 17: 29-31.
BagianPertama (Kis 17:22-25)
            Paulus sangat terkesan dengan orang-orang Atena. Ia berkata “Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa” (Kis 17:22). Orang Atena dikatakanya sebagai orang yang sangat religius karena mereka memiliki banyak kuil dan dewa-dewa.[1] Paulus terkesan melihat kota Atena dan kereligiusan dari orang-orangnya.[2] Ketika Paulus berjalan-jalan di kota Atena, ia melihat barang-barang pujaaan orang Atena dan menjumpai sebuah mesbah dengan tulisan: “Kepada allah yang tidak dikenal (Unknown God/ Agnostos Theos)”(Kis 17:23). Paulus dengan mudah mewartakan Allah kepada orang-orang Atena karena mereka sudah mempunyai paham tentang Allah sebelumnya. Allah orang Atena adalah dewa-dewi.Banyak penulis mengatakan bahwa Paulus mengubah allah plural (allah orang Atena) menjadi Allah Singular.[3] Allah Singular inilah yang diwartakan oleh Paulus kepada orang-orang Atena.
            Dalam ayat 24, Paulus mengajarkan mereka tentang Allah yang benar. Allah adalah pencipta alam semesta dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Dia adalah Tuhan langit dan bumi. Allah pencipta itu dinyatakan dalam Kitab Suci, khususnya dalam kitab Kejadian. Allah bukanlah buatan tangan manusia.[4] Allah itu tidak kekurangan suatupun karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang, sebagaimana terungkap dalam Mazmur 50: 9-12, ( Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu, sebab punyaKulah segala binatang hutan dan beribu-ribu hewan di gunung. Aku kenal segala burung di udara, dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasaKu. Jika Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu, sebab punyaKulah dunia dan segala isinya).
Bagian Kedua (Kis 17: 26-28)
            Dalam ayat 26, Paulus mencoba menjelaskan bahwa Allah pencipta alam semesta itu juga menciptakan manusia. Manusia pertama yang diciptakan Allah adalah Adam. Seluruh bumi menjadi didiami oleh manusia. Bumi yang telah diciptakan oleh Tuhan diberikan kepada manusia sebagai tempat kediaman dan bumi dipenuhi oleh semua bangsa. Menurut kitab Kejadian, bumi yang telah dibentuk dan diciptakan itu menjadi tempat tinggal manusia karena untuk itulah bumi diciptakan.
            Dalam ayat 27, Paulus menjelaskan keberadaaan manusia di hadapan Tuhan atau bagaiman hubungan Allah dengan  manusia. Tuhan telah menciptakan semuanya untuk manusia sehingga manusia boleh mencari-Nya. Pencarian Tuhan bersifat aksiomatis berdasarkan tradisi biblis.[5]Dalam pencarian Allah, orang Atena mencoba menghadirkan kekuatan alam (teologi naturalis) melalui patung-patung atau gambar-gambar yang bersifat material. Mereka memujanya di atas altar atau di rumah atau dalam kuil. Betapa dekatnya Tuhan bagi mereka yang sungguh-sungguh mencariNya. Tuhan tidak jauh dari setiap orang di antara kita.[6]
            Dalam ayat 28 dijelaskan bahwa di dalam Allah itulah kita hidup, bergerak dan ada.Paulus berusaha mendekati pikiran orang Atena. Orang Atena menjadi tertarik mendengarkan pengajarannya, karena Paulus mengutip perkataan pujangga –pujangga mereka yaitu Aratus (pujangga Stoa yang lahir tahun 310 sebelum masehi).[7] Dengan cara tersebut, Paulus menjadi lebih gampang dalam menyampaikan ajarannya. Zeus yang dikatakan oleh Aratus disamakan Paulus dengan Tuhan. Hal ini dilakukannya agar orang-orang Atena bisa menangkap apa yang dia wartakan.
BagianKetiga (Kis 17:29-32)
            Dalam ayat 29, Paulus menegaskan bahwa kita berasal dari keturunan Allah. Kita tidak boleh berpikir bahwa keadaan Ilahi sama seperti emas atau perak atau batu ciptaan kesenian dan keahlian manusia. Tuhan bukanlah hasil fantasi manusia, tetapi berdasarkan pengalaman dan ajaran doktrinal biblis, manusia bisa mengenal Allah. Tuhan telah menciptakan manusia menurut rupaNya. Paulus menambahkan, bahwa dalam Perjanjian Baru, manusia menjadi ciptaan yang baru, yaitu sebagai putera-Puteri Allah dalam Kristus (Gal 3:26). Paulus mulai memperkenalkan Yesus.
            Dalam ayat 30, Paulus menekankan agar tidak melihat masa kebodohan dan ketidaktahuan. Kebodohan dan ketidaktahuan yang dimaksud adalah ketika orang-orang Yahudi menolak Yesus (Kis 3:17; 13:27). Peristiwa ini merupakan suatu kesalahan kosep mengenai hal yang Ilahi dalam dunia Yahudi.[8] Paulus mulai menjelaskan kesalahan manusia dalam mengerti konsep tentang Allah. Dengan demikian, ia mulai menyerukan pertobatan. Istilah pertobatan dalam dunia Yunani dikenal dalam dua kata yaitu metanoia (perubahan dalam hati/ perubahan total) dan epistrophe (perubahan sikap hidup). Kata pertobatan yang digunakan Paulus dalam kotbahnya adalah metanoia. Metanoia lebih menyentuh dan eksplisit sebagaimana diserukan dalam Luk 24: 49.[9]
            Dalam ayat 3, Paulus kembali menegaskan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu. Ia telah menetapkan suatu hari pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati. Ide tentang kebangkitan orang mati itu ditujukan kepada Yesus. Dengan pernyataan bahwa Dia yang dibangkitkan itu akan menghakimi dunia, kotbah diakhiri.[10]
            Ayat 32 merupakan reaksi orang Atena atas kotbah Paulus. Ketika mereka mendengar kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: “ Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu”. Setiap aksi akan menghasilkan reaksi. Dalam dunia Yunani, ada dua aliran yang menolak adanya kekekalan jiwa. Aliran ini adalah para kaum Stoa dan Epikuros. Kemungkinan besar, para pendengar Paulus berasal dari kedua aliran tersebut. Maka, ketika Paulus berbicara tentang kebangkitan, mereka langsung mengejek dan menolak.
Penutup dan Kesimpulan         
           Kotbah Paulus di depan Aeropagus (Kis: 22-31) dilatarbelakangi oleh perjalanan Paulus ketika di Atena. Orang-orang Atena khususnya kaum Epikuros dan Stoa merasa tertarik dengan Paulus ketika mereka sedang tanya jawab. Mereka ingin tahu apa yang hendak diwartakan oleh Paulus. Oleh karena itu mereka membawanya ke siding Aeropagus (Kis 17: 16-21). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Kis 17:16-21 merupakan latarbelakang dari kis 17: 22-31.
            Aeropagus merupakan sebuah bukit Mars yang disebut juga sebagai bukit pemujaan. Selain itu Aeropagus juga menunjuk kepada wali-wali kota. Kemungkinan besar, Paulus tidak berkotbah di atas Aeropagus, tetapi di depan oleh wali-wali kota dan orang banyak.
            Tokoh atau pembicara utama dalam Kis 17: 22-31 adalah Paulus, dan para pendengarnya adalah orang-orang Atena. Orang- orang Atena dikenal sebagai orang yang berpendidikan dan mempunyai pemahaman filosofis tentang hal-hal yang transenden. Paulus pertama-tama merasa sedih ( Kis 17: 16), tetapi kemudian ia menyebut mereka begitu religius. Allah yang tidak dikenal yang mereka puja disamakan Paulus dengan Allah yang hendak ia wartakan. Allah yang diwartakan Paulus adalah Tuhan, Allah semesta alam yang menciptakan langit dan segala isinya, yaitu Allah yang telah mewahyukan diri kepada umatNya. Puncak dari pewahyuan itu ada dalam diri Yesus. Paulus sangat menekankan bahwa, hanya di dalam Allahlah manusia hidup, bergerak dan ada (Kis 17: 28). Paulus juga sangat menekankan pertobatan. Pertobatan harus diwartakan kepada seluruh dunia, agar semua orang bertobat dan berbalik kepada Allah. Selain itu, Paulus juga mewartakan Yesus sebagai hakim terakhir dan jalan satu-satunya menuju keselamatan. Yesus yang telah bangkit dari mati itu merupakan suatu jaminan bahwa Ia akan membangkitkan semua orang yang percaya kepadaNya. Dengan kebangkitan, pintu keselamatan menjadi terbuka. Oleh karena itu keselamatan yang dari Tuhan itu harus disampaikan kepada semua bangsa (Kis 28: 28; Luk 3: 6).
            Kotbah Paulus di Atena boleh dikatakan berhasil dan tidak berhasil. Keberhasilan Paulus terletak pada usahanya untuk memperkenalkan Allah yang  benar. Ia juga berhasil mengubah atau memperbaiki konsep dan pemahaman orang Atena mengenai Allah. Ketidakberhasilan Paulus terletak pada saat ia mewartakan kebangkitan orang mati. Orang Atena tidak mengakui adanya ide kebangkitan dan kekekalan jiwa. Ide kebangkitan yang diwartakan oleh Paulus berakhir dengan cemoohan dan ejekan (Kis 17: 32). (John D)
  
DaftarPustaka

Bruce, F. F. The Books of The Acts: The New International Commentary on The New Testament. Michigan: Grand Rapids, 1989.
Johnson, Luke Timothy. The Acts of The Apostles: Sacra Pagina Series Vol 5. Minnesota: Collegeville, 1992.





[1] Ernst, Haenchen, The acts of the Apostles (Philadelphia: The Westminster Press, 1971), hlm. 520.
[2] He starts by mentioning that what he has seen in their city has impressed him with the Athenians extraordinary religiosity (an impression made on many other people in antiquity, some of whom considered the Athenians to be most religious of all human beings). This characterization of the Athenians by Paul was not necessarily meant to be complimentary. (F. F Bruce, The Book of the Acts: The New International Commentary of the New Testament (Michigan: Grand Rapids, 1989), hlm. 335.)
[3] Other writers say that altars to “ unknown gods” were to be seen at Athens: Didymus of Alexandria and Jerome probably had such statements in mind when they said that Paul changed the plural ‘gods” into the Singular. (F. F. Bruce, The Book of the Acts: The New International …, hlm. 335.)
[4] He then begins to tell them about the true god. He it is created the universe and everything in it. He is Lord of heaven and earth. Here is the God of biblical revelation; no distinction is pressed between a supreme being and a deminige who fassioned the material world. The God who is creator of all and universal Lord is introduced in language strongly reminiscent of the Old Testament Scriptures. Equally remiscent of those Scriptures is the language in which Paul describes the true God as not inhabiting sanctuaries built by human hands. (F. F Bruce, The Book of the Acts: The New International …, hlm. 336.)


[5] God has done all this for human precisely so that they might seek him. The idea of  “seeking God”, is axiomatic for the biblical tradition. Luke Timothy, Johnson, The acts of the Apostles (Minnesota: Colleqeuille, 1992), hlm. 315.)
[6] Not far from each one of us: if the construction of the previous clause emphasized more possibility, this one expresses stronger confidence. Since God not only makes thing, but sustains them in existence at every moment. God is always near to every creature. (Luke Timothy, Johnson, The acts …,hlm. 316.)
[7] Aratus born 310 B. C, which opens with the words:  let us begins with Zeus. Never, o men, let us leave him unmentioned. All the ways are full of Zeus, and all the market-places of human beings. The sea are full of him. In every way we have an to do with Zeus, for we are truly his offspring (F. F Bruce, The Book of the Acts: The New International Commentary of…, hlm. 339.)

[8] Luke Timothy, Johnson, The acts of the…, hlm. 317.
[9] Luke Timothy, Johnson, The acts of the…, hlm. 317.
[10] Ernst, Haenchen, The acts of the…, hlm. 527.

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...