Berbagai jenis bunga yang tumbuh di padang sangat
mempesona kalau sedang berbunga. Perhatikanlah bunga bakung di ladang yang
tumbuh tanpa bekerja dan memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam
segala kemegahannya tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu (Mat 6:
28b-29). Sayang bahwa pada umumnya bunga-bunga itu lekas layu. Demikian pula
dengan manusia. Hari-harinya seperti
rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berkembang; apabila angin
melintasinya, maka ia tidak ada lagi, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi (Mzm
103:15-16; bdk. Yes 40:6-8).
Bunga memainkan peranan penting dalam nyanyian-nyanyain
cinta. Si jelita dalam Kidung Agung berkata: bunga mawar dari Saron aku, bunga
bakung di lembah-lembah (2:1). Si tampan langsung membenarkan kata-kata
kekasihnya dan bahkan menguatkannya: seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah
manisku di antara gadis (2:2). Ada yang berpendapat bahwa bunga yang dimaksud
kiranya bukan bunga bakung, melainkan bunga teratai (padma, seroja). Dahulu
bunga ini bertumbuh di rawa-rawa dataran pantai Saron, lembah Yizreel danhulu
sungai Yordan dekat danau Hule. Bunga ini disebut 17 kali dalam Perjanjian Lama
dan hampir separohnya dalam Kidung Agung.
Bunga menjadi bahasa cinta juga karena baunya yang
semerbak (Kid 2:13). Apabila bunga-bunga mulai tampak di ladang, bunyi tekukur
terdengar di tanah kita (Kid 2:12). Ada bunga, ada musik. Ada bunga, ada cinta.
Disadur dari Alkitab
dan Ketanahannya (Berthold Anton Pareira O.Carm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar