Kamis, 20 Oktober 2016

Hukum Yesus adalah Hukum Kasih (1Raj 18:20-39; Mat 5:17-19)


Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Injil yang  diperdengarkan kepada kita hari ini merupakan bagian dari Kotbah di Bukit. Injil  hari ini merupakan bagian yang ketiga setelah ucapan sabda bahagia dan pernyataan garam dan terang dunia. Injil pada hari ini berbicara tentang hubungan Yesus dengan hukum Taurat. Hukum Taurat merupakan pernyataan cinta Allah kepada bangsa Israel, dengan maksud agar bangsa Israel bisa hidup rukun dan damai. Selain itu, hukum Taurat juga merupakan suatu tanda perjanjian antara bangsa Israel dengan Allah. Barang siapa yang setia melaksanakan hukum Taurat, pasti selamat dan memperolah berkat. Barang siapa tidak setia untuk melaksanakan hukum Taurat, ia akan memperolah kebinasaan.
              Saudara-saudari terkasih, kita tahu bahwa Yesus adalah orang Yahudi. Sebagai orang Yahudi, Ia taat melaksanakan hukum Taurat. Selain taat, Ia juga kerap mengkritik pelaksanaan hukum Taurat. Pada mulanya, hukum Taurat adalah pernyataan cinta Allah kepada bangsa Israel. Akan tetapi sejak pembuangan ke Babilonia, para rabi sering membuat aturan tambahan yang tidak kalah penting dengan hukum Taurat. Peraturan tambahan ini sering tidak menghantar orang kepada kebebasan dan kesejahteraan, malah menjadi suatu beban yang sulit ditanggung. Inilah yang sering dikritik oleh Yesus. Ia tidak pernah meniadakan hukum Taurat, melainkan untuk mengembalikannya kepada makna yang semula atau menggenapinya.

Saudara-saudarai terkasih, Yesus adalah tanda pernyatan cinta Allah kepada kita orang-orang Kristen. Sebagaimana hukum Taurat menjadi tanda perjanjian antara bangsa Israel dengan Tuhan, Demikian juga Yesus menjadi tanda perjanjian antara kita dengan Allah. Hukum Taurat tidak berlaku bagi kita. Hukum kita adalah Yesus sendiri. Hukum ini jauh melampaui hukum Taurat. Hukum kita tidak hanya hukum yang tertulis seperti hukum Taurat. Kita harus mampu melampaui hukum yang tertulis demi kesejahteraan kita dan sesama manusia. Apa itu hukum Yesus? Hukum Yesus adalah hukum kasih yakni, kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Bagaimana kita mengasihi Allah? Kita sungguh-sungguh mengasihi Allah kalau kita mengasihi sesama. Kasih kepada sesama adalah ukuran kasih kepada Allah.
               Saudara-saudari terkasih, hukum kasih menutut suatu tindakan dan bukan hanya sekedar kata. Janganlah kita pintar berteori tetapi lamban dan enggan untuk bertindak, sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Kalau kita mengakui Allah, Tuhan, marilah kita mengikuti Dia dan tidak berlaku timpang dan bercabang hati, sebagaimana yang telah dikatakan oleh nabi Elia kepada orang-orang Israel. Amin.




Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...