Sabtu, 29 Oktober 2016

Kebun Eden sebagai Kebun Impian



Israel kerap menyanjung puji tanah yang diberikan Tuhan kepadanya (Ul 8:7-9). Tanah ini dikatakan sebagai kebun-kebun di tepi sungai, sebagai pohon tarbantin yang ditanam Tuhan, sebagai pohon aras di tepi air (Bil 24:6).
            Tanah ini adalah tanah kebun-kebun artinya tanah yang subur (bdk. Yer 2:7). Tanah ini dihancurkan oleh Babel pada tahun 586 SM dan ditinggalkan tandus. Akan tetapi, di zaman yang akan datang Tuhan akan membuat tanah ini dikerjakan kembali dan akan menjadi seperti kebun Eden (Yeh 36:35). Sungguh Tuhan akan membuat padang gurunnya seperti kebun Eden dan padang belantaranya seperti kebun Tuhan. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring (Yes 51:3).
            Lukisan kebun Eden dengan airnya yang berlimpah dan kebun buah-buahnya (Kej 2:9, 10-14) adalah impian setiap petani Israel. Kebun yang ditanam oleh Tuhan yang juga menjadi pemiliknya ini kemudian hari mendapat sebutan kebun Tuhan atau kebun Allah, tetapi pada umumnya sudah dengan arti atau latar belakang mitos. Memang jarak antara impian dan mitos sebenarnya tidak jauh.
            Demikian pula halnya dengan kebun yang digunakan dalam bahasa cinta. Kebun menjadi lambang si jelita. Cinta melihat yang dicintainya (si jelita) sebagai hanya bagi dirinya, yang paling indah dan memiliki segala keharuman. Kita dengarkan nyanyian cinta berikut ini dari Kidung Agung:
Dinda, pengantinku, kebun tertutup engkau, kebun tertutup dan mata air termeterai; tunas-tunasmu merupakan kebun pohon-pohon delima dengan buah-buahnya yang lezat; narwastu dan kunyit, tebu dan kayu manis dengan segala macam pohon kemenyan, mur dan gaharu, beserta berbagai rempah yang terpilih; o mata air di kebun, sumber air hidup, yang mengalir dari gunung Libanon.
           
Kebun semacam ini jelas tidak dikenal di Palestina dan merupakan sesuatu hal yang luar biasa. Keseluruhannya adalah bagian dari bahasa cinta. Bahasa cinta semacam ini juga muncul dalam Injil. Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai sumber air hidup (Yoh 4:14; 7:38). Orang-orang yang menyembah dan mencintai-Nya membawa keharuman tersendiri kepada Injil mulai dari kelahiran (Mat 2:11) sampai dengan wafat-Nya. Demikianlah diktakan bahwa sebelum penderitaan-Nya, datanglah seorang perempuan membawa suatu botol pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya dan mencurahkan minyak itu ke atas kepala-Nya (Mrk 14:3; Yoh 12:3). Untuk pemakaman-Nya, Nikodemus membawa minyak mur dan miyak gaharu kira-kira tiga puluh kilogram beratnya. Bersama Yusuf dari Arimatea keduanya mengambil mayat Yesus, mengefaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat (Yoh 19:39-40). Alkitab kita tidak terpisahkan dari tanah tempat Tuhan berkenan menyatakan diri-Nya. Barang siapa mau memahami Alkitab dengan lebih baik, dia harus mengenal geografinya.

Disadur dari Alkitab dan Ketanahannya (Berthold Anton Pareira O.Carm)

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...