Kamis, 20 Oktober 2016

Kotbah Pada Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah (Bil 6:22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21)



Saudara-saudari terkasih, Santa Perawan Maria Bunda Allah merupakan salah satu dogma Gereja tentang Maria. Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ini selalu dirayakan pada tanggal 1 januari sebagai penghormatan Gereja terhadap Bunda Maria.
          
  Saudara-saudari terkasih, sudah sejak zaman perjanjian lama Allah menggunakan orang-orang tertentu yang layak bagi-Nya sebagai alat untuk menyampaikan keselamatan kepada umat-Nya. Dalam bacaan I yakni dari kitab Bilangan 6:22-27, Allah berfirman kepada Musa untuk berbicara kepada kaum Harun dan anak-anaknya. Allah memberkati kaum Israel dan melindungi mereka. Allah menyinari mereka dengan wajah-Nya dan member mereka kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya  kepada mereka dan member mereka damai sejahtera. Sementara dalam Injil, Allah berfirman kepada Maria melalui malaikan Gabriel. Maria penuh dengan kasih Allah dan ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan anak itu adalah Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya dan Ia akan meenjadi raja atas kaum keturunn Yakub  sampai selama-lamanya dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan. Demikianalah Allah memanggil Musa untuk menjadi alat-Nya dalam menyampaikan keselamatan kepada umat-Nya Israel. Hal yang sama juga, Maria dipanggil oleh Allah sebagai alat untuk mengandung dan melahirkan Yesus sebagai juru selamat manusia. Hal ini diulangi oleh paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia sebagaimana kita dengar dalam bacaan II. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hokum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hokum Taurat supaya kita diterima menjadi anak.
           
Saudara-saudari terkasih adapaun persatua Maria dengan Yesus Puteranya dalam karya penyelamatan terungkap sejak saat Kristus dikandung oleh Santa Perawan hingga wafat-Nya. Pertama-tama ketika Maria berangkat dan bergegas mengunjungi Elisabet dan diberi ucapan salam bahagia olehnya karena Maria beriman akan keselamatan yang dijanjikan dan ketika Peendahulu melonjak  dalam rahim ibu-Nya. Kemudian pada hari kelahiran Yesus, ketika Bunda Allah penuh kegembiraan menunjukkan kepada para gembala dan para majus Puteranya yang sulung, yang tidak mengurangi keutuhan keperawanannya, melainkan justru menyucikannya. Ketika ia di kenisah, sesudah menyerahkan persembahan kaum miskin kepada Tuhan, ia mendengarkan Simeon sekaligus menyatakan bahwa Puteranya akan menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan dan bahwa suatu pedang akan menembus jiwa Bunda-Nya supaya pikiran hati banyak orang menjadi nyata. Ketika orang tua yesus menjadi sedih hati mencari Putera mereka yang hilang, mereka menemukan-Nya di kenisah sedang berada dalam perkara-perkara Bapa-Nya, dan mereka tidak memahami apa yang dikatakan oleh Putera mereka. Akan tetapi Bunda-Nya menyimpan semua itu dalam hatinya dan merenunngkannya. Demikianlah Santa Perawan melangkah maju dalam peziarahan iman. Dengan setia ia mempertahankan persatuannya dengan Puteranya hingga di salib, ketika ia sesuai dengan rencana Allah berdiri di dekat-Nya. Di situlah ia menanggung penderitaan yang dahsyat bersama dengan puteranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan kurban-Nya dan penuh kasih menyetujui persembahan kurban yang dilahirkannya. Dan akhirnya Yesus Kristus juga menjelang wafat-Nya di kayu salib, ia dikaruniakan kepada murid untuk menjadi Bundanya dengan kata-kata ini: “Wanita, inilah anakmu”.
           
Saudara-saudari terkasih, sehubungan dengan penjelmaan Sabda Ilahi, Santa Perawan Maria sejak kekal telah ditetapkan untuk menjadi Bunda Allah. Berdasarkan penyelenggaraan Ilahi ia di dunia ini menjadi Bunda Penebus Ilahi yang mulia, secara sangat istimewa mendampingi-Nya dengan murah hati dan menjadi hamba Tuhan yang rendah hati. Dengan mengandung Kristus, melahirkan-Nya, membesarkan-Nya, menghadapkan-Nya kepada Bapa  di kenisah serta dengan ikut menderita dengan Puteranya yang wafat di kayu salib, ia secara sungguh istimewa bekerja sama dengan karya Juru Selamat, dengan ketaaatannya,, iman, pengharapan, serta cinta kasihnya yang berkobar, untuk membarui hidup adikodrati jiwa-jiwa. Oleh karena itu, dalam tata rahmat ia menjadi Bunda kita.
            Maria adalah bunda Kehidupan yang membawa kita kepada kehidupan. Ia sering disebut sebagai Hawa yang baru, ibu dari segala yang hidup. Dengan menjadi Bunda Allah, kita juga dijadikan menjadi Anak-anak Allah. Kita dengan Yesus sama-sama memanggil Allah sebagai Bapa. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: Ya Abba, Ya Bapa!”. Jadi kamu atau kita bukan lagi hamba, melainkan anak, jika kita adalah anak maka kita juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. Semoga Maria yang adalah Bunda Allah mendoakan kita anak-anaknya supaya bersatu dengan Anak-Nya Yesus. Amin. 



Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...