Saudara-saudari terkasih, Santa Perawan
Maria Bunda Allah merupakan salah satu dogma Gereja tentang Maria. Hari Raya Santa
Perawan Maria Bunda Allah ini selalu dirayakan pada tanggal 1 januari sebagai
penghormatan Gereja terhadap Bunda Maria.
Saudara-saudari
terkasih, sudah sejak zaman perjanjian lama Allah menggunakan orang-orang
tertentu yang layak bagi-Nya sebagai alat untuk menyampaikan keselamatan kepada
umat-Nya. Dalam bacaan I yakni dari kitab Bilangan 6:22-27, Allah berfirman
kepada Musa untuk berbicara kepada kaum Harun dan anak-anaknya. Allah
memberkati kaum Israel dan melindungi mereka. Allah menyinari mereka dengan
wajah-Nya dan member mereka kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya
kepada mereka dan member mereka damai
sejahtera. Sementara dalam Injil, Allah berfirman kepada Maria melalui malaikan
Gabriel. Maria penuh dengan kasih Allah dan ia akan mengandung dan melahirkan
seorang anak laki-laki dan anak itu adalah Yesus. Ia akan menjadi besar dan
akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan mengaruniakan
kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya dan Ia akan meenjadi raja atas kaum
keturunn Yakub
sampai selama-lamanya dan
kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan. Demikianalah Allah memanggil Musa untuk
menjadi alat-Nya dalam menyampaikan keselamatan kepada umat-Nya Israel. Hal
yang sama juga, Maria dipanggil oleh Allah sebagai alat untuk mengandung dan
melahirkan Yesus sebagai juru selamat manusia. Hal ini diulangi oleh paulus
dalam suratnya kepada jemaat di Galatia sebagaimana kita dengar dalam bacaan
II. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir
dari seorang perempuan dan takluk kepada hokum Taurat. Ia diutus untuk menebus
mereka, yang takluk kepada hokum Taurat supaya kita diterima menjadi anak.
Saudara-saudari
terkasih adapaun persatua Maria dengan Yesus Puteranya dalam karya penyelamatan
terungkap sejak saat Kristus dikandung oleh Santa Perawan hingga wafat-Nya.
Pertama-tama ketika Maria berangkat dan bergegas mengunjungi Elisabet dan
diberi ucapan salam bahagia olehnya karena Maria beriman akan keselamatan yang
dijanjikan dan ketika Peendahulu melonjak
dalam rahim ibu-Nya. Kemudian pada hari kelahiran Yesus, ketika Bunda
Allah penuh kegembiraan menunjukkan kepada para gembala dan para majus
Puteranya yang sulung, yang tidak mengurangi keutuhan keperawanannya, melainkan
justru menyucikannya. Ketika ia di kenisah, sesudah menyerahkan persembahan
kaum miskin kepada Tuhan, ia mendengarkan Simeon sekaligus menyatakan bahwa
Puteranya akan menjadi tanda yang menimbulkan perbantahan dan bahwa suatu
pedang akan menembus jiwa Bunda-Nya supaya pikiran hati banyak orang menjadi
nyata. Ketika orang tua yesus menjadi sedih hati mencari Putera mereka yang
hilang, mereka menemukan-Nya di kenisah sedang berada dalam perkara-perkara
Bapa-Nya, dan mereka tidak memahami apa yang dikatakan oleh Putera mereka. Akan
tetapi Bunda-Nya menyimpan semua itu dalam hatinya dan merenunngkannya.
Demikianlah Santa Perawan melangkah maju dalam peziarahan iman. Dengan setia ia
mempertahankan persatuannya dengan Puteranya hingga di salib, ketika ia sesuai
dengan rencana Allah berdiri di dekat-Nya. Di situlah ia menanggung penderitaan
yang dahsyat bersama dengan puteranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia
menggabungkan diri dengan kurban-Nya dan penuh kasih menyetujui persembahan
kurban yang dilahirkannya. Dan akhirnya Yesus Kristus juga menjelang wafat-Nya
di kayu salib, ia dikaruniakan kepada murid untuk menjadi Bundanya dengan
kata-kata ini: “Wanita, inilah anakmu”.
Saudara-saudari
terkasih, sehubungan dengan penjelmaan Sabda Ilahi, Santa Perawan Maria sejak
kekal telah ditetapkan untuk menjadi Bunda Allah. Berdasarkan penyelenggaraan
Ilahi ia di dunia ini menjadi Bunda Penebus Ilahi yang mulia, secara sangat
istimewa mendampingi-Nya dengan murah hati dan menjadi hamba Tuhan yang rendah
hati. Dengan mengandung Kristus, melahirkan-Nya, membesarkan-Nya,
menghadapkan-Nya kepada Bapa
di kenisah
serta dengan ikut menderita dengan Puteranya yang wafat di kayu salib, ia
secara sungguh istimewa bekerja sama dengan karya Juru Selamat, dengan ketaaatannya,,
iman, pengharapan, serta cinta kasihnya yang berkobar, untuk membarui hidup
adikodrati jiwa-jiwa. Oleh karena itu, dalam tata rahmat ia menjadi Bunda kita.
Maria
adalah bunda Kehidupan yang membawa kita kepada kehidupan. Ia sering disebut
sebagai Hawa yang baru, ibu dari segala yang hidup. Dengan menjadi Bunda Allah,
kita juga dijadikan menjadi Anak-anak Allah. Kita dengan Yesus sama-sama
memanggil Allah sebagai Bapa. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah
menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: Ya Abba, Ya Bapa!”.
Jadi kamu atau kita bukan lagi hamba, melainkan anak, jika kita adalah anak
maka kita juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. Semoga Maria yang adalah
Bunda Allah mendoakan kita anak-anaknya supaya bersatu dengan Anak-Nya Yesus.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar