Kamis, 20 Oktober 2016

PENGAMPUNAN (Keb 1: 1-7; Mazmur 139: 1-10; Lukas 17: 1-6.)

Saudara-saudari terkasih, kita pasti pernah mendengar ungkapan berikut: “kalau ada gelap, pasti ada terang; kalau ada yang jahat, pasti ada yang baik, kalau ada penyesatan, pasti ada kebenaran; kalau ada benci pasti ada cinta; kalau ada kesalahan pasti ada pengampunan. Ungkapan ini mau menggambarkan sisi kehidupan yang kita jalani. Sisi negatif (jahat, benci, penyesatan dan lain-lain) dan sisi positif (baik, cinta, kebenaran dan lain-lain) akan berlomba-lomba dalam mempengaruhi kita masing-masing. Kita bebas memilih dan menentukan apa yang harus kita ikuti.
            Hari ini, melalui bacaan Injil, Yesus memperingatkan para murid dan kita agar tetap waspada dan menjaga diri. Penyesatan tidak mungkin tidak ada. Yesus mengajak para murid dan kita sekalian supaya tidak terpengaruh dengan para penyesat sekaligus juga supaya kita menjaga tingkah laku, perbuatan dan perkataan kita agar tidak membuat orang lain jatuh ke dalam dosa atau menjadi sesat dan murtad. Janganlah kita menjadi skandal dan batu sandungan bagi saudara-saudari kita yang lain, agar kekecewaan dan sakit hati tidak timbul di antara kita. Siapa yang menyesatkan dan membuat orang lain berdosa akan mendapat hukuman yang keji. Dapat kita bayangkan batu kilangan diikatkan ke leher kita dan kita dibuang ke laut. kita akan sangat menderita dan akan mati.

            Saudara-saudari terkasih, kita di dunia ini tidak hidup sendirian. Kita berada dalam lingkup komunitas dan kebersamaan baik dalam keluarga, sekolah, gereja, masyarakat dan lain-lain. Dimana ada kebersamaan di situ juga ada percekcokan, konflik, perselisihan dan sekaligus kebahagiaan. Hari ini Yesus mengajak kita agar berani menegor dan mengampuni saudara-saudari kita yang bersalah. Menegor bukan berarti mempermalukan dia  di depan orang banyak, mendenguskan desas-desus tentang dia, tetapi jumpailah dia dan tegorlah dalam kasih. Kita harus siap menegor dan ditegor dan siap juga untuk bertobat. Mengampuni tidak hanya sekedar di mulut tetapi harus sungguh-sungguh menyentuh hati dan pikiran. Mengampuni sama dengan melupakan. Kalau kita belum mampu melupakan dan menghapus  kesalahan-kesalahan saudara dan saudari kita, berarti kita belum sungguh-sungguh mengampuni.
            Pada zaman sekarang ini, banyak orang dan termasuk kita sendiri sangat sulit untuk menegor dan mengampuni. Kebanyakan dari kita cenderung untuk membiarkan saudara-saudari kita yang bersalah dalam keadaan mereka dan hati kita seolah-olah berkata: ”mampus kau, biar tahu rasa!” dan bahkan ada lagi yang sampai tega mengatakan ”sampai kapan pun, sampai mati, saya tidak akan mencakapi dan mengampuni dia”. Hati-hati dengan kata-kata semacam ini. Tidak ada hak kita untuk tidak mengampuni. Kita bisa hidup sampai sekarang bukan karena kekuatan kita tetapi karena belas kasih dan pengampunan dari Tuhan. Coba kita bayangkan apa yang akan terjadi kalau Tuhan sempat mengatakan hal yang demikian kepada kita? Dia tidak pernah menghitung-hitung dan mengingat-ingat dosa dan kesalahan kita. Dia Mahapengampun dan Maharahim. Demikianlah kita hendaknya.


            Saudara-saudari terkasih, memang tidak gampang untuk mengampuni, sulit dan bahkan sakit. Tetapi coba kita bandingkan berapa sakitkah penderitaan yang kita tanggung karena kesalahan saudara-saudari kita, dibandingkan dengan penderitaan Yesus karena kesalahan dan dosa semua orang? Kita mungkin hanya satu, dua orang saja yang menyakiti kita, itu pun tidak bisa kita ampuni? Sedangkan Yesus semua orang termasuk kita sendiri diampuni-Nya. Oleh karena itu, kita mohonkan iman dan kekuatan dari Dia agar kita sanggup meneladan Dia. Marilah kita menaruh iman dan kepercayaan kepada-Nya setiap saat sebab dengan iman tidak ada yang mustahil. Apa yang tidak mungkin bagi manusia akan mungkin untuk Dia. Tuhan itu Allah yang Mahatahu seperti yang dilukiskan oleh pemazmur. Dia itulah kebenaran, dan dia dekat kepada kita, maka carilah dia sebagaimana yang diungkapkan dalam Kitab Kebijaksanaan. Marilah juga kita setiap saat berseru: ”ampunilah dosa kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”. Kita mengampuni sesama bukan supaya kita diampuni oleh Tuhan, tetapi kita mengampuni karena kita sudah diampuni. Mengampuni tidak cukup dengan sekali tetapi harus terus -menerus dan setiap saat sebagaimana Allah telah mengampuni kita dan memberikan kesempatan kepada kita untuk bertobat. Amin.

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...