Saudara-saudari
terkasih, kita pasti pernah mendengar ungkapan berikut: “kalau ada gelap, pasti
ada terang; kalau ada yang jahat, pasti ada yang baik, kalau ada penyesatan,
pasti ada kebenaran; kalau ada benci pasti ada cinta; kalau ada kesalahan pasti
ada pengampunan. Ungkapan ini mau menggambarkan sisi kehidupan yang kita
jalani. Sisi negatif (jahat, benci, penyesatan dan lain-lain) dan sisi positif
(baik, cinta, kebenaran dan lain-lain) akan berlomba-lomba dalam mempengaruhi
kita masing-masing. Kita bebas
memilih dan menentukan apa yang harus kita ikuti.
Hari
ini, melalui bacaan Injil, Yesus memperingatkan para murid dan kita agar tetap
waspada dan menjaga diri. Penyesatan tidak mungkin tidak ada. Yesus mengajak
para murid dan kita sekalian supaya tidak terpengaruh dengan para penyesat
sekaligus juga supaya kita menjaga tingkah laku, perbuatan dan perkataan kita agar
tidak membuat orang lain jatuh ke dalam dosa atau menjadi sesat dan murtad.
Janganlah kita menjadi skandal dan batu sandungan bagi saudara-saudari kita
yang lain, agar kekecewaan dan sakit hati tidak timbul di antara kita. Siapa
yang menyesatkan dan membuat orang lain berdosa akan mendapat hukuman yang
keji. Dapat kita bayangkan batu kilangan diikatkan ke leher kita dan kita
dibuang ke laut. kita akan sangat menderita dan akan mati.
Saudara-saudari
terkasih, kita di dunia ini tidak hidup sendirian. Kita berada dalam lingkup
komunitas dan kebersamaan baik dalam keluarga, sekolah, gereja, masyarakat dan
lain-lain. Dimana ada kebersamaan di situ juga ada percekcokan, konflik,
perselisihan dan sekaligus kebahagiaan. Hari ini Yesus mengajak kita agar
berani menegor dan mengampuni saudara-saudari kita yang bersalah. Menegor bukan
berarti mempermalukan dia di depan orang
banyak, mendenguskan desas-desus tentang dia, tetapi jumpailah dia dan tegorlah
dalam kasih. Kita harus siap menegor dan ditegor dan siap juga untuk bertobat.
Mengampuni tidak hanya sekedar di mulut tetapi harus sungguh-sungguh menyentuh
hati dan pikiran. Mengampuni sama dengan melupakan. Kalau kita belum mampu
melupakan dan menghapus
kesalahan-kesalahan saudara dan saudari kita, berarti kita belum
sungguh-sungguh mengampuni.
Pada
zaman sekarang ini, banyak orang dan termasuk kita sendiri sangat sulit untuk
menegor dan mengampuni. Kebanyakan dari kita cenderung untuk membiarkan
saudara-saudari kita yang bersalah dalam keadaan mereka dan hati kita
seolah-olah berkata: ”mampus kau, biar tahu rasa!” dan bahkan ada lagi yang
sampai tega mengatakan ”sampai kapan pun, sampai mati, saya tidak akan
mencakapi dan mengampuni dia”. Hati-hati dengan kata-kata semacam ini. Tidak
ada hak kita untuk tidak mengampuni. Kita bisa hidup sampai sekarang bukan
karena kekuatan kita tetapi karena belas kasih dan pengampunan dari Tuhan. Coba
kita bayangkan apa yang akan terjadi kalau Tuhan sempat mengatakan hal yang
demikian kepada kita? Dia tidak pernah menghitung-hitung dan mengingat-ingat
dosa dan kesalahan kita. Dia Mahapengampun dan Maharahim. Demikianlah kita
hendaknya.
Saudara-saudari
terkasih, memang tidak gampang untuk mengampuni, sulit dan bahkan sakit. Tetapi
coba kita bandingkan berapa sakitkah penderitaan yang kita tanggung karena
kesalahan saudara-saudari kita, dibandingkan dengan penderitaan Yesus karena
kesalahan dan dosa semua orang? Kita mungkin hanya satu, dua orang saja yang
menyakiti kita, itu pun tidak bisa kita ampuni? Sedangkan Yesus semua orang termasuk
kita sendiri diampuni-Nya. Oleh karena itu, kita mohonkan iman dan kekuatan
dari Dia agar kita sanggup meneladan Dia. Marilah kita menaruh iman dan
kepercayaan kepada-Nya setiap saat sebab dengan iman tidak ada yang mustahil.
Apa yang tidak mungkin bagi manusia akan mungkin untuk Dia. Tuhan itu Allah
yang Mahatahu seperti yang dilukiskan oleh pemazmur. Dia itulah kebenaran, dan
dia dekat kepada kita, maka carilah dia sebagaimana yang diungkapkan dalam
Kitab Kebijaksanaan. Marilah juga kita setiap saat berseru: ”ampunilah dosa
kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami”. Kita mengampuni
sesama bukan supaya kita diampuni oleh Tuhan, tetapi kita mengampuni karena
kita sudah diampuni. Mengampuni tidak cukup dengan sekali tetapi harus terus -menerus
dan setiap saat sebagaimana Allah telah mengampuni kita dan memberikan
kesempatan kepada kita untuk bertobat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar