Pohon delima (punica
granatum) termasuk salah satu dari ketujuh tanaman pokok Kanaan dan disebut di
antara buah-buah yang dibawa oleh kedua belas pengintai yang dikirim Musa untuk
mengintai tanah itu (Bil 13:23). Buahnya digemari dan sangat didambakan karena
selalu disebut bersama anggur dan ara pada saat-saat kritis: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir
untuk membawa kami ke tempat celaka ini yang bukan tempat menabur, tanpa pohon
ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada?” (Bil 20:5; bdk. Yo
1:12; Hag 2:19-20).
Dalam Kidung
Agung si tampan dan si jelita kerap mengungkapkan cinta mereka dengan kiasan
yang diambil dari pohon delima. Keindahan bentuk pelipis si jelita dibandingkan
dengan belahan buah delima (Kid 4:3; 6:7). Saat pohon delima berbunga adalah
saat cinta (Kid 4:13; 6: 11; 7:12-13) dan air buahnya yang lezat menjadi
lambang cinta (Kid 8:2).
Sebagai salah satu motif hiasan dari perlengkapan ibadat
buah delima sangat banyak digunakan (Kel 28:33-34; 1Raj 7: 18, 20, 42; Sir
45:9). Mengapa buah delima yang dipilih? Ada yang berpendapat karena buah ini
merupakan lamabang kesuburan.
Disadur dari Alkitab
dan Ketanahannya (Berthold Anton Pareira O.Carm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar