Pohon Zaitun (olea europea) adalah pohon yang paling luas ditanam di tanah Kanaan dan termasuk ketiga tanaman rajawi yang disebut dalam fabel Yotam (Hak 9:7-15). Pohon ini dapat bertahan hidup lama sekali yakni bisa mencapai beberapa ratus tahun dan bahkan menurut para ahli sampai 1.000 tahun. Batangnya bisa mencapai 2 m dan tinggi tajuknya antara 5-10 m. Keindahan dan semaraknya menjadi perbandingan (Hos 14:9). Pohon yang subur bisa menghasilkan 110-120 kilogram buah zaitun setiap dua tahun. Buahnya dipetik dengan dijolok (Yes 17:6) dan dipanen sekitar bulan Oktober. Buah zaitun dimakan begitu saja atau sebagai lauk pada roti.
Pohon zaitun disebut pertama kali dalam cerita tentang
air bah (Kej 6-8). Untuk mengukur berapa jauh air bah itu sudah surut Nuh
melepaskan seekor burung merpati. Pada pencobaan yang kedua “menjelang waktu senja pulanglah burung
merpati itu mendapatkan Nuh dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun
yang segar. Dari situlah diketahui Nuh bahwa air itu telah berkurang dari atas
bumi” (Kej 8:11). Zaitun dengan demikian menjadi lambang hidupp baru dan pengharapan (bdk. Mzm 128:3). Sebagai
lambang berkat dan pengharapa pohon zaitun ditanam di pelataran bait suci (Mzm
52:10).
Bukit zaitun sudah dikenal dalam Perjanjian Lama dan mungkin pernah menjadi tempat ibadat orang Kanaan (2Sam 15:30-32). Akan tetapi, akan datang suatu hari bagi Tuhan untuk memberi pembebasan kepada Israel: “pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan... lalu Tuhan, Allahku, akan datang dan semua orang kudus bersama-sama dengan Dia” (Za 14:4). Di bukit ini ada tempat pemerasan minyak zaitun atau dalam bahasa Ibraninya gat syemen = Getsemani.
Bukit zaitun sudah dikenal dalam Perjanjian Lama dan mungkin pernah menjadi tempat ibadat orang Kanaan (2Sam 15:30-32). Akan tetapi, akan datang suatu hari bagi Tuhan untuk memberi pembebasan kepada Israel: “pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur. Bukit zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke barat sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan... lalu Tuhan, Allahku, akan datang dan semua orang kudus bersama-sama dengan Dia” (Za 14:4). Di bukit ini ada tempat pemerasan minyak zaitun atau dalam bahasa Ibraninya gat syemen = Getsemani.
Minyak zaitun
diperoleh dengan menumbuk (1Raj 5:25; 5:11). Sistem pemerasan buah zaitun yang
lebih canggih baru dikenal dalam periode kekuasaan Yunani (332-63 SM). Setelah
diperas,minyak zaitun disimpan dalam buli-buli (1Raj 17:12) atau dalam tabung
tanduk (1Raj 1:39).
Minyak zaitun dipakai untuk menghormati Allah dan manusia (Hak 9:9). Untuk menghormati Allah minyak zaitun dipakai dalam ibadat yaitu ketika orang mempersembahkan hulu hasil gandum kepada Tuhan. Minyak dan kemenyan haruslah dibubuh ke atasnya. Itulah kurban sajian (Im 2:15). Juga ketika orang membawa kurban pagi dan petang, roti harus diolah dengan minyak (Kel 29:38-40). Minyak dipakai pula pada pengurapan raja (1Sam 16:13; 1Raj 1:39) dan para imam (Im 8:12; Kel 30:23-33). Keduanya adalah orang yang diurapi atau “anak-anak minyak” (Za 4:14).
Minyak dipakai untuk goreng dan berurap sesudah mandi
(2Sam 12:20). Minyak zaitun dipakai pula sebagai bahan pelarut untuk
bermacam-macam jenis wangi-wangian dan jamu. Kosmetik sudah dikenal dan sangat
dicari oleh orang-orang pada zaman dahulu. Nyanyian kerinduan si jelita berikt
ini merupakan salah satu buktinya: “Harum
bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah namamu, oleh sebab itu, gadis-gadis
cinta kepadamu” (Kid 1:3). Minyak semcam inilah yang kiranya dipakai pula
untuk menerima tamu-tamu terhormat dengan menuangkannya di atas kepalanya (Mzm
23:5; Mrk 14:3; Luk 7:37-38, 46).
Minyak dipakai pula untuk mengobati bengkak dan bilur
(Yes 1:6; Luk 10:34) serta mengolesi orang sakit (Yak 5:14). Minyak zaitun
membuat muka berseri-seri (Mzm 104:15). Dari sebab itu, “biarlah selalu putih pakaianmu dan jangan tidak ada minyak di atas
kepalamu” (Pkh 9:8). Akan tetapi, “nama
yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal dan hari kematian lebih baik
dari hari kelahiran” (Pkh 7:1).
Suku Asyer
diberkati dengan kata-kata ini: “diberkatilah
Asyer di antara anak laki-laki; hendaknya ia disukai oleh saudara-saudaranya
dan hendaknya ia encelupkan kakinya ke dalam minyak” (Ul 33:24). Memang
wilayah Asyer yang terletak di Galilea di sebelah barat Naftali termasuk bagian
yang sangat subur (bdk. Kej 49:20). Memiliki minyak dan gandum yang berlimpah
berarti kaya (bdk. Luk 16:1-8).
Disadur dari Alkitab
dan Ketanahannya (Berthold Anton Pareira O.Carm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar