Kamis, 20 Oktober 2016

SAYA BERDOA, KARENA SAYA HIDUP - SAYA HIDUP, KARENA SAYA BERDOA.

Manusia adalah makhluk paradoksal. Ia sekaligus rohaniah dan jasmaniah. Dewasa ini, banyak orang sibuk untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan kurang memberi minat untuk kebutuhan rohani. Orang terus mencari, mengusahakan, berlomba-lomba, bekerja keras untuk mencapai prestasi dan kesejahteraan hidup. Time is money menjadi semboyan dan pegangan hidup yang ampuh. Manusia sering lupa bahwa pada dirinya, ia adalah makhluk rohaniah yang membutuhkan asupan rohani. Manusia cenderung sibuk dan sibuk dalam mencari kebutuhan jasmani dan lupa untuk berdiam diri, berdoa dan berkomunikasi kepada Allah penciptanya.
            Sebagai manusia, Yesus juga tergolong orang sibuk semasa hidup-Nya. Ia berkeliling dari satu tempat ke tempat lain untuk mewartakan Kerajaan Allah, mengajar,  menyembuhkan orang sakit dan juga mengurus para murid-Nya. Meskipun demikian Ia tidak pernah melupakan doa (Luk 3:21; 5:16; 10:21). Atas permintaan para murid-Nya, Ia mengajar mereka doa Bapa Kami. Doa ini disebut doa Tuhan karena berasal dari Yesus. Teks doa Bapa Kami dalam Lukas lebih singkat dari yang dituliskan oleh Matius (Mat 6:9-13). Dalam Matius, ada tujuh permohonan yang termuat dalam doa Bapa Kami, sementara dalam Lukas ada lima permohonan, yakni dua permohonan menyangkut diri Bapa dan tiga permohonan bagi si pendoa. Dalam doa ini, Yesus menyebut Tuhan sebagai Bapa. Tuhan adalah Ayah-Nya. Ini adalah suatu tanda kedekatan-Nya dengan Tuhan. Sebagai anak, Ia dapat meminta apa saja kepada Bapa. Para murid diajari-Nya juga untuk melihat Tuhan sebagai Ayah. Tuhan tidak jauh, melainkan dekat.
            Dua permohonan pertama, menyangkut diri Bapa, yakni agar nama-Nya dikuduskan dan kerajaan-Nya segera datang. Kita memohon agar Allah menguduskan nama-Nya dan supaya pemerintahan-Nya yang meraja di bumi. Tiga permohonan kedua, menyangkut makanan, pengampunan dosa dan pembebasan dari pencobaan. Permohonan akan  makanan dipandang sebagai harapan agar Bapa menjamin kelangsungan hidup dan menjaga hidup kita secara menyeluruh. Permohonan akan pengampunan dosa menekankan agar semua pihak memiliki semangat saling mengampuni. Dengan demikian, kehidupan bersama dapat berjalan dengan damai dan tenteram, jauh dari rasa dendam dan kebencian. Permohonan akan pembebasan dari pencobaan, berarti kita memohon agar Allah menghindarkan diri kita dari pencobaan dan tidak membiarkan kita berjalan di jalan yang menuju dosa. Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun (Yak 1:13). Ia selalu berusaha membebaskan kita dari yang jahat.
            Doa Bapa Kami sudah digunakan dalam liturgi sejak gereja awal dan sampai sekarang ini. Doa ini bisa didoakan secara pribadi dan bersama. Dengan mendoakan doa Tuhan ini, kita diajari Tuhan berdoa untuk saudara-saudari kita secara bersama-sama, karena Ia tidak  mengatakan: “Bapa-Ku”, tetapi “Bapa Kami”. Dengan demikian doa kita berasal dari satu jiwa, satu tubuh, yakni tubuh Gereja. Kita juga menjadi saudara dengan Yesus yang sama-sama berseru Abba, ya Bapa.
            Selain mengajarkan rumusan doa, Yesus juga mengajar para murid-Nya bagaimana sikap batin yang perlu dalam berdoa. Pertama, kita harus nekat, sebagaimana yang dilukiskan dalam cerita tentang seorang yang didatangi temannya malam-malam karena butuh roti. Orang itu saja bangun dan mengabulkan permohonan temannya yang nekat, apalagi Bapa. Ia pasti mengabulkan permohonan kita, asal kita tidak segan-segan memintanya. Kedua, kita harus percaya, bahwa Bapa itu sungguh-sungguh baik. Ia tidak akan mengelabui dan mencelakakan kita anak-anak-Nya. Seorang ayah tidak akan memberikan kalajengking kepada anaknya ketika ia minta telur atau memberi ular ketika dia meminta ikan. Kalajengking yang menggulung diri akan membentuk diri seperti telur, ular memiliki tubuh yang licin seperti ikan. Seorang ayah tidak mungkin mengelabui anaknya dengan memberikan barang-barang yang mirip, tapi berbahaya, apalagi Bapa yang di surga.
            Doa adalah sebuah perjuangan. Doa menuntut suatu pengorbanan. Sebagai jaminan dari perjuangan kita, Yesus bersabda: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan  mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Jangan segan untuk meminta dan yang paling penting percayalah. Ia akan selalu mendengarkan dan menanggapi keluh kesah kita sebagaimana yang dialami oleh Abraham. Allah mau mendengarkan Abraham dan mengabulkan permohonannya. Ia membatalkan rencana-Nya mendatangkan musibah atas permintaan Abraham.
          
  Doa bukan sekedar minta ini dan itu, melainkan suatu kerinduan untuk berkomunikasi dengan Allah. Ia tahu apa yang terbaik bagi kita. Sebagai ciptaan, kita harus menyadari bahwa hidup kita adalah suatu anugerah besar dari si Pencipta. Setiap manusia dipanggil untuk berdoa agar mendapat kepenuhan hidupnya. Saya berdoa karena saya hidup - saya hidup karena saya berdoa. Barang siapa tidak berdoa, ia belum hidup dalam kedalaman dan keindahan, karena hidup kita yang diciptakan menurut gambar Allah dibangun  di atas hubungan secara sadar. Dengan berdoa, kita mempercayakan diri kita seutuhnya kepada penyertaan-Nya. Kebutuhan jasmani belumlah cukup untuk menyokong hidup kita, harus dibarengi dengan kebutuhan rohani. Kita adalah makhluk jasmaniah dan rohaniah. Orandum est ut sit mens sana in corpore sano (hendaknya engkau berdoa agar ada jiwa yang sehat di dalam badan yang sehat).

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...