Selasa, 01 November 2016

Binatang-binatang Melata



Alkitab mengenal pembagian jenis bintang yang disebut binatang melata (remes) atau reptitilia dan disebut sebanyak 34 kali, tetapi sebagian terbesar yakni 20 kali terdapat dalam berita penciptaan (Kej 1) serta dalam cerita tentang air bah (Kej 6-8) dan perjanjian yang diadakan Tuhan dengan Nuh sesudahnya (Kej 9). Binatang-binatang ini juga diciptakan pada hari keenam (Kej 1:24-25) seperti halnya manusia. Kata “melata” dalam bahasa Alkitab Ibrani kadang-kadang digunakan pula untuk bergerak dalam air (Mzm 69:35; 104:25; Hab 1:14; Im 11:46).
            Berdekatan dengan binatang melata ialah binatang merayap seperti serangga. Terjemahan pada Kej 9:2 untuk melata dengan “segala yang bergerak di muka bumi’ tidak tepat. Binatang-binatang melata yang disebut dalam Alkitab ialah buaya (Ayb 40:25-41; 26/40:25-41;25) dan ular. Di sini akan dibicarakan hanya tentang ular yang disebut kurang lebih 31 kali dalam Perjanjian Lama.
            Jenis ular yang hidup di Palestina dan di padang gurun sekitarnya cukup banyak, tetap Alkitab hanya
menyebut beberap saja. Akan tetapi, sayang bahwa para penafsir masih belum sepakat tentang jenis ular yang dimaksud. Semuanya masih belum cukup pasti. TB LAI menerjemahkan semua jenis ular ini hanya dengan ular tedung = ular beludak kecuali pada Yes 34:15 dengan “ular pohon”, tetapi menurut hemat kami mungkin lebih baik diterjemahkan dengan ‘Ular panah”.
            Pengenalan tentang ular dari para pengarang suci juga rupanya belum cukup baik. Memang Alkitab mengagumi gerak ular (Ams 30:19) dan mengetahui bahwa ular suka bersembunyi (Am 5:19). Akan tetapi, ular tidak makan debu. Dalam Kej 3:14 ular dikutuk dengan kata-kata ini, “dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah kaumakan seumur hidupmu” (bdk. Yes 65:25 dan Mi 7:17, tetapi terjemahan “seperti binatang menjalar di bumi” kedengarannya janggal; seharusnya “merayap” atau “melata”). Ular juga tidak menggigit dengan lidahnya, tetapi dalam Mzm 140:4 dikatakan tentang lawan pemazmur “mereka menajamkan lidahnya seperti ular, /bisa ular senduk ada di bawah bibirnya”.      
Ular disebut dalam tiga cerita yang cukup terkenal yakni dalam peristiwa kejatuhan manusia pertama di kebun Eden (Kej 3:1-14), dalam panggilan Musa (Kel 4:3) dan dalam peristiwa orang-orang Israel dipagut ular di padang gurun (Bil 21:4-9; bdk. Ul 8:15). Ular-ular yang memagut orang Israel ini disebut “ular serafim” atau ular yang berapi-api. Ular jenis ini terdapat banyak di Negeb (Yes 30:6). TB LAI menerjemahkannya dengan “ular tedung” atau ular sendok. Ular ini pulalah yang dibuat menjadi ular tembaga. Setiap orang yang terpagut dan melihat ular ini akan tetap hidup. Patung ular ini terdapat di bait suci di Yerusalem, tetapi kemudian dihancurkan (2Raj 18:4). Peristiwa ini dalam Yoh 3:14-15 menjadi lambang misteri salib Tuhan Yesus: “...dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia akan ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal”.
            Ular menjadi lambang kejahatan dan malapetaka. Dari sebab itu, orang-orang fasik yang sama sekali tidak mempedulikan penderitaan sesamanya dibandingkan dengan “ular tedung yang menutup telinganya, /yang tidak mendengarkan suara tukang-tukang serapah/atau suara pembaca mentera yang pandai’ (Mzm 58:5-6).

Disadur dari Alkitab dan Ketanahannya (Berthold Anton Pareira O.Carm)

Tidak ada komentar:

SEDEKAH MENURUT AGAMA ISLAM

1.PENGANTAR Sedekah merupakan ibadah sosial bagi umat Islam. Sedekah mempunyai kaitan yang erat dengan orang lain. Adapun alasan umat Isl...