Keledai liar (pere)
termasuk salah satu binatang liar yang dikagumi oleh pengarang kitab Ayub
(39:5-8/8-11). Padang gurun dan padang pasir adalah habitatnya, tetapi Tuhan
menjaganya supaya tetap hidup (Mzm 104:11). Terjemahan dengan “keledai hutan”
(Yes 32:14; Yer 14:6) rasanya tidak tepat.
Keledai liar sangat mencintai kemerdekaan dan tak seorang
pun yang dapat merampasnya darinya, “ia menertawakan keramaian kota, /tidak
mendengarkan teriak si penggiring; ia menjelajah gunung-gunung padang rumputnya,
/dan mencari apa saja yang hijau” (Ayb 39:7-8/10-11). Suku Ismael atau
suku-suku Arab padang gurun adalah seperti keledai liar (Kej 16:12). Mereka
mencintai kebebasan dan sulit ditaklukkan. Akan tetapi, ada yang menafsirkan
perbandingan ini sebagai gambaran dari keuletan dalam perjuangan untuk
mempertahankan hidup. Dia berjuang untuk mencari makan (Ayb 24:4; bdk. Yer
14:5-6) dan baru berhenti meringkik kalau sudah mendapatkan makanannya (Ayb
6:5).
Suka akan kebebasan melekat pada keledai liar, tetapi
kerajaan Israel yang menjauhkan dirinya dari Tuhan dibandingkan oleh nabi
Yesaya dengan keledai liar yang memencilkan diri (Hos 8:9).
Disadur dari Alkitab
dan Ketanahannya (Berthold Anton Pareira O.Carm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar